Senin, 28 Maret 2016

Yuk, Berbagi Ilmu

Hari ini, saya terlibat obrolan yang sangat seru dengan seorang kawan. Kita berbicara mulai dari motivasi, skill, organisasi sampai masalah agama. Yang akan saya ceritakan disini adalah tentang ilmu. Salah satu teman, sebut  saja namanya Vita, dia memiliki seorang teman juga, namanya X saja yah…. aduh, ini kok jadi temennya temen? Si X ini adalah lulusan dari sebuah pondok pesantren terkenal di Indonesia. Biasa kan, kalau di kampung, orang yang pintar agama disuruh ngajar, berbagi gitu. Namun yang Vita itu heran dengan Si X adalah, dia tidak mau membagikan ilmu yang dimilikinya untuk orang lain.
Bahkan, kata nenek Si X “Kamu itu mbok ya berbagi ilmu, sudah disekolahkan disana, tempat yang bagus kok g mau berbagi, kalau hanya berdiam diri di kamar, kamu mau ngapain”
Si X ini menjawab “Loh, saya kan sudah capek-capek nyari ilmu, mahal pula, mengapa perlu dibagikan kepada orang lain?”
Hhhhhhhhhhh, saya mendengar ceritanya geram bin aneh. Kok bisa sih? Ada ya….yang pelit berbagi ilmu? Emang dia doang yang pinter? Kalau pelit dalam ngerjain ujian sih wajar. lha ini? Songong banget kan?
Berbeda dengan salah seorang teman saya yang satu ini. Kepintarannya sudah diakui di berbagai tempat, jiwa sosialnya tinggi dan dia mau berbagi ilmu yang jarang dimiliki oleh orang lain. Bahkan, dia memberikan se file-filenya. Hebat kan? Semoga Allah mengangkat derajat teman saya ini dan semoga selalu bermanfaat kehidupannya. Amin.
Bukankah dalam hadist, rasul bersabda bahwa
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Jika seorang anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali 3 hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR Muslim)

Salah satu cara agar ilmu bermanfaat adalah mengajarkannya pada orang lain. Bukankah dengan mengajarkannya pada orang lain, kita jadi tambah pinter dan paham? Selain itu, orang lain juga senang kan? Kita juga akan memiliki banyak teman.
Sedangkan orang-orang yang menyembuyikan ilmunya, maka akan mendapatkan ancaman. Hadist ini saya dapatkan ketika mengikuti kuliah hadist tarbawi tentang orang yang menyembunyikan ilmu yang dimilikinya.
من سئل عن علم فكتمه ألجم يوم القيامة بلجام من نار
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu, kemudian ia meyembunyikannya, maka kelak ia akan dibungkam mulutnya dengan api neraka.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi dan Al-Hakim)
Well, pilih mana? Mau jadi orang yang bertambah pintar dengan berbagi ilmu atau menjadi orang yang pelit, dengan dalih, aku sudah kuliah capek-capek, mahal, rugi biaya, waktu dan tenaga, kok malah mau dibagikan kepada orang lain?
Semoga kita terhindar dari orang-orang yang seperti ini ya…amin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar