Beberapa bulan yang lalu, ban sepeda
motor saya bagian depan bocor. Saya agak terkejut, karena ban baru saja ditambal
sekitar delapan hari yang lalu. Oh, mungkin tambalannya sudah terlalu banyak
sehingga ada yang bocor lagi. Dengan semangat 45, saya membawa motor ke
bengkel. Sampai disana langsung ditangani. Alhamdulilah. Beberapa menit
berlalu. Saya dan bapak diem-dieman alias g ngobrol. Namun beberapa menit
kemudian, saya terlibat obrolan, mulai dari sepeda motor sampai masalah rezeki.
Saya melihat, Bapak ini seorang pekerja
keras, berkomitmen, jujur dan tepat waktu.
Kok bisa? Iya. Dari hasil
pekerjaannya, juga rapi, padahal usianya sudah tidak muda lagi. Yah, sekitar
limapuluhan. Ketika bapak sedang mengerjakan tugasnya, datang seorang anak muda
berusia sekitar delapan belas tahun dengan menuntun sepeda motornya. Ternyata sepedanya
bocor. Sepeda itu merk Ninja yang sudah dimodif sedemikian rupa sehingga tidak
kelihatan ninjanya. Body motor agak diubah, motor dipendekkan dan yang
saya lebih kaget lagi, ban motornya dibikin kecil seperti milik sepeda onthel.
“Mbak, kalau memperbaiki punya mas
nya ini agak susah” kata sang bapak ketika pemuda itu pergi
“Lha, kenapa pak?” Kataku penasaran
“Cara masangnya sulit, kan lebih kecil.
Manusia sekarang ini aneh-aneh saja, sepeda motor sudah sesuai dengan ukurannya
diubah-ubah. Ben ngopo to? Insyinyur yang bikin, pabriknya itu sudah
dikira-kira, diukur dengan teliti. G mungkin ngarang, sembarangan. Ealah
manusia-manusia. Pengenne sek aneh”
“Ehhhmmm” manggut-manggut aku “Emang
ada akibatnya ya pak”
“Yo ada mbak, itu kan tekanannya juga
berubah, mudah rusak, gaya geseknya, dan yang pasti resiko kecelakaan”
“Gitu ya pak”
“Benerin bannya juga susah mbak,
nanti kalau saya pasang tarifnya mahal, dikira gimana-gimana….kok mahal,
padahal memperbaikinya susah” keluh bapak
“ehmmm’
“Lha, bapak g buka ya kalau malam,
soalnya saya pernah mau nambal ban, malem-malam sudah tutup” kataku
“Iya, mbak, sampai jam empat saja,
ini saja sudah nolak-nolak. Saya takut, kalau malam narik, banyak maksiatnya”
Memang, tadi saya melihat bapak
menolak orang yang mau nembel ban. Beliau tidak sanggup karena harus benerin
aliran listrik yang mati, dan akan digunakan untuk yasinan.
“Loh, kenapa pak” penasaran
“Ya kan, nanti tarifnya bisa lebih
mahal. Kalau biasanya misalnya delapan ribu, kalau malam bisa sepuluh ribu. Belum
nanti bisa bohongin pelanggan. Ban yang sudah dipakai dibilang baru. Padahal hanya
satu tambalan misalnya. G bocor dibilang bocor. Itu kan sudah g bener mbak,
daripada rezeki saya tidak berkah, mending saya sampai jam empat saja. Kan uangnya bukan hanya saya yang
makan. Tetapi ada anak, istri yang ikut makan dengan hasil ini”
Saya terdiam, dan entah kenapa hati saya gerimis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar