Suka baca bukunya Raditya Dika? Yang suka
acungkan tangan. Sama. Hehehehe.
Siapa yang g kenal sama bintang komedi yang satu ini. Selain sebagai komedian, beliau juga penulis buku loh! Karena saya
lebih suka buku ketimbang nonton film, maka saya akan menceritakan mengapa suka
karya beliau. Buku-bukunya antara lain Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus,
Marmot Merah Jambu, Koala Kumal, Manusia Setengah Salmon dan Malam Minggu Miko.
Ada beberapa karya dalam bukunya yang difilmkan namun buat saya, bukunya lebih
menarik. Entah kenapa ya, kalau ada novel, cerpen diadaptasi ke film, saya g
suka. Karena berbeda. Ada yang ditambah dan dikurangi. Ekspetasi saya menjadi
aneh, imajinasi saya dan sutradara berbeda. Apalagi kalau bintang fimnya g
sesuai, ditambah spirit, amanat, dan “sesuatu” yang ada dalam buku yang
seharusnya ditampilkan, malah enggak. Itu membuat saya tidak dapat feelnya.
Haduh, bikin saya g terima. Hiks. Tapi sebaliknya. Ada beberapa yang suka. Itu karena
mereka lebih suka nonton film ketimbang membaca.
Saya suka tulisan Radiya Dika. Menurut saya
nih, tulisan beliau itu ringan, mudah dicerna, pakai bahasa gaul, namun bisa
membuat saya penasaran jalan ceritanya. Tak terduga, ga bikin bingung, dan
gayanya yang saya suka. Susah loh, bikin cerita lucu itu. Apalagi yang bikin
ketawa banyak orang. Wong kita sendiri cerita ke orang, kita nganggepnya lucu,
eh, yang diceritain malah berkerut g paham. Yang tadinya lucu jadi malah
garing. Apalagi dalam bentukk tulisan. Sumpah itu, Raditya Dika bikin ngakak.
Saya sampai megangin perut nahan tawa. Teman saya juga ketularan suka sama
Raditya Dika. Ceritanya tentang kesialan-kesialan, kasihan-kasihan,
nyebelin, gemes.
Ada beberapa orang yang tidak suka dengan cara
dia bercerita dan gaya tulisannnya. Namun saya sedikit berbeda. Entah kenapa,
sejak pertama kali baca, langsung suka, berburu mencari buku-bukunya dan
ketagihan. Yah, walaupun cuma pinjam di teman atau perpus. Kalau dilihat dari
segi amanat, masih kurang soalnya yang diceritakan kekonyolan, ketololan,
kebodohan, ketelodoran, ketidaktahuan, kesialan dan hal-hal yang ujung-ujungnya
dia g beruntung.
Saya mengambilnya bagian ini. Dengan keluguan,
kekonyolannya, cerita yang biasa saja jadi istimewa karena penyajiannya. Ibarat
makanan nih, makanannya sih biasa saja, namun cara menyajikannya berbeda, maka
orang akan penasaran mencobanya. Contoh: pisang goreng. Kalau hanya pisang
goreng mah, tidak banyak yang tertarik. Tapi
coba lihat, kalau pisang gorengnya dikasih coklat, susu, dan atasnya dikasih
parutan keju. Hemmm…yummy.
Balik ke tulisannya Raditya Dika. Kisahnya biasa
saja, tentang kehidupan sehari-hari. Tapi cara menggambarkannya, apalagi dengan
tulisan. Wah, itu susah. Bikin orang tertawa dengan tulisan kita apalagi sampe
pegangin perut. Keren banget. Kita mungkin bisa membuat orang lain tertawa
dengan cerita kita ketika berbicara, namun akan sangat kesulitan ketika
menuangkan dalam tulisan. Itulah yang saya suka. Apalagi, cerita itu berkaitan
atau si penulis mangalami sendiri. Itu lebih bagus. Dan tentu saja g garing. Yah,
walaupun ada jeleknya juga. Kenapa? Dia selalu menceritakan kejombloan dan
pacar-pacarnya. Kayaknya jomblo itu ngenes banget. Ni nih, bagi yang jomblo
kayaknya cocok untuk bahan refresing. Hehehehe….dijamin, ngakak
guling-guling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar