Perjalananku kali ke daerah Bantul
dalam rangka ujian pendampingan. Ternyata, hampir sama dengan jarak rumah
Temanggung ke Jogja. Aku berangkat dari Jalan Kaliurang Km 13 pukul 14:50,
sampai ditempat yang dituju pukul16:12. Hemmm….ternyata jauh juga. Dan aku
salut dengan orang-orang yang istiqomah mendampingi masyarakat desa ini agar
lebih produktif. Teman-teman saya tanpa dibayar, satu minggu sekali, semoga
Allah memberikan balasan yang berlipat ganda. Amin. Jadi teringat diri sendiri.
Apa yang sudah kamu lakukan, Ulufi? Ibu-ibu berjumlah sebelas orang , yang
rata-rata berumur sekitar empat puluh sampai lima puluhan, memiliki usaha sendiri.
Wow, keren!! Saat aku memasuki desa, didepan rumah, warung lotek, gado-gado,
tahu guling, sebelahnya lagi, terima catering, dan disamping rumah yang aku
tempati, usaha sablon. Ada yang usaha laundry, bakpia isi tempe
(bayangin, gimana rasanya), emping dan lain-lain. Aku bersama dengan dua orang
teman diminta untuk memberikan kultum. Ini pertama kalinya aku berbicara di
depan ibu-ibu. Sempat grogi juga. Tapi Alhamdulillah, ibu-ibunyawelcome terhadap
kami, jadi groginya g kelihatan. Selama tujuh menit aku menyampaikan tentang
doa, yang kemudian ada sesi tanya jawab. Waduh, ini di luar perkiraan. Tapi
dibuat biasa saja supaya g kelihatan grogi.
“Doa siapa yang paling sering
dikabulkan oleh Allah”
Alhamdulillah pertanyaanya insya
allah bisa aku jawab. Ada orang tua, orang yang terdhalimi, anak yatim,
sebenarnya mau ditambah lagi tapi sepertinya segitu juga cukup. Sebenarnya
jawaban ini banyak sekali ada dalam kepalaku. Tapi berhubung waktu juga sudah
sore, jadi sedidkit saja. Nah, ibu ini masih mau bertanya lagi rupanya,
akhirnya diperbolehkan.
“Apa yang menyebabkan doa kita
tidak terkabul, kan kita udah lama berdoanya?”
Hehehe, ehm, ini pertanyaan juga
banyak jawabannnya mulai dari berbuat 10 dosa besar, sampai boleh jadi Allah
belum mengabulkan doa kita karena bermacam-macam alasannya, mungkin doa itu
sudah dikabulkan tapi dalam bentuk lain, tidak dikabulkan di dunia, tidak
serius dalam berdoa, mamakan harta haram dan sebagainya. Ternyata ibu-ibu
disini kritis juga. Ada yang bertanya tentang fiqh kontemporer. Tentu saja yang
menjadi sasaran aku, kalau teman yang lain g bisa jawab, karena aku dari
Pendidikan Agama Islam (tepuk jidat). Ada yang bertanya tentang riba, saham,
yang kesemuanya itu mengarrah ke fiqh kontemporer, dan akan saya pelajari di
semester ini. Ada juga ibu-ibunya iseng loh, menguji kedalaman pengetahuan kita
(aduh, kaya udah pinter aja). Ada temanku yang ditanya “Sedekah itu yang
terbaik kepada siapa?”
Aku sebenarnya udah punya jawaban,
bahwa sedekah yang terbaik itu kepda saudara terdekat (keluarga kita) yang
miskin. Tapi pertanyaan itu bukan buat aku, jadi aku cuma jawab dalam hati.
Dari Abu
Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Zainab, istri Abu Mas'ud, bertanya:
Wahai Rasulullah, baginda telah memerintahkan untuk bersedekah hari ini, dan
aku mempunyai perhiasan padaku yang hendak saya sedekahkan, namun Ibnu Mas'ud
menganggap bahwa dirinya dan anaknya lebih berhak untuk aku beri sedekah. Lalu
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ibnu Mas'ud memang benar,
suamimu dan anakmu adalah orang yang lebih berhak untuk engkau beri
sedekah." Riwayat Bukhari. Dalam alquran “Kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat atau family” (Al
Balad 15). Nah, temanku ini jawabnya orang miskin, anak yatim.
Trus ibu-ibuya ini menanggapi, “Saya pernah mendengar bahwa sedekah yang paling
baik itu kepada keluarga (saudara terdekat). Tuh, kan. Hiks.
Hemmm….ini semua tamparan buat aku. Aku harus belajar lagi,
harus mandiri, belajar menghadapi masyarakat. Semuanya heterogen. G bisa
disamakan. Kalau di kampus, kita rata-rata memiliki tujuan, persepsi, umur yang
mungkin hampir mirip. Tapi kalau disini, semuanya beda, lebih kompleks dan
tentu saja lebih berpengalaman daripada aku. Thank God, you
have given me this opportunity.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar