Belajar dari pengalaman hari ini.
Alhamdulillah kami kelompok yang diketuai oleh Irhas Jamil Mahmud bisa bersatu
dalam mencocokkan jadwal untuk praktek microteaching bersama Pak Nanang.
Sempat agak sedikit bermasalah karena pembimbing kami, yaitu Bapak Nanang sedang
menyelesaikan doktornya di UPI Bandung. Sehingga beliau hanya bisa mengajar
beberapa hari saja. Senin, pukul 12:15
kita membuat janji bertemu dengan dosen yang terkenal lembut, baik, perfect,
bersahaja dan rapi ini. Pada pukul 12:15, saya dan Nani, bertemu di ruangan
beliau dan berbincang-bincang. Kami juga dapat ilmu dan pertanyaan yang kami
berdua tidak dapat menjawab. Apa arti nama Hanani? Yang punya nama, g bisa
jawab, aku, apalagi hahahaha. Beliau juga menanyakan kepada kami, sholat gerhana.
Aduh, seumur-umur, saya belum pernah melaksanakan shalat ini. “Kalau tidak ada
di kampung kalian, ayuk, kalian yang “ngoprak-oprak” “Hehehe, iya, Pak.
Insya allah kita ikut shalat gerhana di Ulil”
Kami mengusulkan hari Senin dan Rabu
karena kami tidak ada kuliah. Ternyata beliau ada waktu, Senin sehabis duhur,
sorenya g bisa karena beliau bilang jam ini (sekitar jam 12:30) dan Rabu jam 9
siang sampai dhuhur karena sorenya beliau sudah harus ke Bandung. Hemmmm…kami,
berdelapan orang, berusaha keras (hahaha, lebay) menyatukan jadwal. Telpon ,
sms, WA Farid dan Ozi. Karena mereka berdua tidak hadir. Sinyalnya kadang putus
nyambung. Beberapa menit kemudian, alhamdulillah Farid muncul. Disepakati hari Senin.
Ternyata Ozi, Senin full, Jamil g bisa. Sempat Jamil mau bolos,
istilahnya setengah-setengah gitu padahal makulnya penjaminan mutu. Itu kan
tiga SKS. Tentu saja kami tidak setuju. Akhirnya kami ke akademik, mu nolongin
pak ketua nih critanya, biar dia pindah jadwal makul. Saat itu makul yang mau
dipindah tasawuf pukul 8:45 agar bisa jadi sore karena kami milih hari Rabu.
Ternyata bapak ketua akademiknya masih shalat, sempat aku kirim sms ke Jamil
buat minta doa. “Jamil, kita lagi berusaha nih, bantuin kamu pindah kuliah” saat
itu dia lagi kuliah Penjaminan Mutu. Jawaban jamil intinya “ Trima kasih syakali.
Ya, aku doakan” itu kira-kira jawabannya karena sudah aku hapus. Hahaha,
senyum-senyum aku, apalagi tahu bagaimana Si Jamil itu orangnya. Agak slengekan.
Setelah menunggu lama, kita
berunding, bapaknya g kunjung dateng. Kita sepakat dan berhusnuzon bapaknya
baik dan mau mengabulkan permintaan kita. Kalaupun tidak, jalan terakhir adalah
ketemu, bernegosiasi dengan dosen ilmu tasawuf. Jadi kita putuskan pukul 9
untuk jadwal PPLnya. Buru-buru nih, karena kita lihat Pak Nanang ke akademik
menggendong tas besar. Sepertinya beliau mau pergi. Dan, kita ketemu deh sama Pak
Nanang, terus menuju ke akademik PAI untuk konfirmasi ruangan. Kita mikirnya,
kalau g cepat, bisa-bisa kehabisan ruangan, kita juga mempertimbangkan Pak
Nanang. Sampai di akademik, ternyata sudah ada dua yang daftar untuk microteaching
pada hari itu. Yaitu pukul setengah sebelas dan setengah satu. Kita mau
pakai pukul 9. Dan beruntungnya kami, karena bersama Pak Nanang, kalau tidak,
bisa g jadi, soalnya, ternyata Pak Nanang mau mengundurkan jadwalnya. Kita
mulai lebih awal yaitu jam tujuh atau setengah delapan, bahkan beliau yang
meminta. Alhamdulillah, akhirnya, berarti Jamil tidak usah mengganti jadwal.
Hore!!!
Hemmm, saya mengambil pelajaran yang
sangat banyak tentang hal ini
1. Belajar dan
terus belajar. Soal dari Pak Nanang, dan ajakan untuk mengajak sholat orang lain
2. Berusaha tepat
waktu. Saat itu, memang pukul 12:15, bapaknya sudah didalam ruangan.
3. Komunikasi itu
penting, bagaimana bernegosiasi.
4. Mendengarkan,
menghargai orang lain. Kita g mau Jamil bolos kuliah, walaupun demi kita. Satu
rasa-sama rasa. Mencoba alternatif-alternatif lain agar bisa bertemu.
Istilahnya bertemu di tengah-tengah. G boleh egois
5. Kompak dan
bersatu. Saya melihat tadi bagaimana teman-teman menampakkan hal itu.
6. Saling membantu.
Tadi bela-belain ke akademik agar Jamil bisa pindah
7. Berdoa
8. Bergerak cepat.
Coba kita telat sehari, sejam saja, mungkin tempat microteaching sudah
diboking kelompok lain.
Buat teman-teman PPL 1 kelompok 11, Wahyu,
Nani, Nuril, Farid, Ozi, Sarah, Jamil, Eeng, makasih atas kerjasamanya. Semoga
kita bisa melewati ini dan tetap kompak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar