Hari gini berantem karena
perbedaan pakai qunut dan g pakai qunut?
G banget deh! Berbeda adalah
sebuah keniscayaan, sunnatullah, emang udah dari sono istilahya. Kita
bisa bayangin jika kita semua sama. Didunia ini laki-laki semua, suka warna
orange misalnya. Pasti ga seru, ga asyik, dijamin. Karena setiap orang itu
diciptakan dengan keunikan masing-masing, tidak ada orang yang sama di dunai
ini, kembar sekalipun. Mengapa Allah menciptakan perbedaan? Apa sih tujuan
Allah membuat kita berbeda? Apakah supaya kita berantem? Jawabannya adalah,
supaya dengan perbedan itu kita saling melengkapi, membantu dan yang pastinya,
dengan berbeda, kita mudah dikenali.
Contoh: A menyukai
pelajaran matematika tetapi dia kurang menguasai dalam pelajaran bahasa.
Sedangka Si B, dia tidak begitu menonjol dalam bidang eksak, tetapi jago dalam
bidang bahasa. Bahkan prestasinya ?tingkat nasional. Mereka kan memiliki
kecerdasan yang berbeda to? Nah, bisa saling bertukar ilmu, saling berbagi
dan membantu dalam mengatasi kesulitan
belajar. Contoh lagi, kita memiliki ciri-ciri tinggi, langsing (kalau g bisa dibilang kuru). Nah,
teman-teman tinggal bilang aja, kalau mencari kita, “Itu loh, Si C yang kurus,
tinggi”. Coba semua orang kurus dan tinggi semua? Pasti g ada bedanya kan? Nah,
makanya, dengan berbeda, kita akan mudah dikenali oleh orang lain.
Contoh yang lebih konkret adalah
keanekaragaman yang terjadi di Indonesia. Itu membuat kita menjadi kaya, indah,
cantik kan? dalam alquran, sudah digariskan bahwa berbeda itu memang sudah
disuratkan. Dalam alquran al hujurat ayat 13 disebutkan bahwa
“Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Pertanyaannya adalah, Apakah boleh
berbeda itu? Boleh dong!
Apakah perbedaan itu akan
menciptakan perdamaian? Itu masalahnya. Biasanya kita sering bentrok dengan
teman yang berbeda, bawaanya curigaaaa terus, buruk sangka, kapan damai dan
tentramnya hidup kita? Rasul telah mencontohkan kita bagaimana beliau berdamai
dengan berbagai kalangan, berbagai suku bangsa bahkan dengan non muslim. Ingat
perjanjian hudaibiyah antara orang muslim dengan non muslim? Disinilah peran
kita sebagai muslim unuk menghormati, menghargai dan toleransi kapada siapapun.
Islam tidak mengenal kekerasan. Dalam berdakwahpun, bisa dilakukan dengan
kelemahlembutan (ahsan). Bagaimana orang diluar Islam akan tahu indahnya Islam
jika selalu menggunakan kekerasan dalam berbagi hal? Kesenggol sedikit langsung
marah, ada orang yang mengkritik ngamuk, diingetin temen ngancem….nyebur ke
kali aja kalau gitu!
Kita sering mengartikan bahwa beda
itu menimbulkan masalah baru, ga bisa nyatu ibarat air dengan minyak, padahal
jika kita menyikapi perbedaan dengan legowo maka akan menjadi orang yang
mencintai perdamaian Apakah perbedaan itu harus dihapuskan? Tentu saja tidak teman-teman.
Nah, ada beberapa tips yang harus
kita lakukan agar Islam yang kita bawa menjadi agama yang damai dan
rahmatallil’lamin benar-benar terwujud.
1. Sadari bahwa perbedaan adalah
sebuah sunnatullah
Unik dan beda. 2 kata itu yang
harus kita pahami bahwa setiap orang memiliki hal itu. Tidak ada yang sama.
2. Mengurangi jurang perbedaan
Maksudnya adalah, jangan
membesar-besarkan masalah yang kecil, banyak yang harus kita pikirkan selain
hal itu. Bisa-bisa energi kita terbuang hanya untuk mengurusi hal-hal yang
kecil. Ok ya…
3. Berbeda itu untuk disatukan, bukan
dipertentangkan.
seperti: singa, onta, beruang,
mereka kan berbeda. Nah, itu disatukan jadilah kebun binatang. Betul kan? Jadi
kalau misalnya ada berbagai pendapat yang berbeda, berusahalah mencapi titik temu
sehingga terhindar dari rasa tidak enak
4. Maafkanlah kesalahan saudaramu
Ini penting, bisa jadi hanya
berantem kecil bisa menjadi sesuatu yang besar karena kita tidak bisa memaafkan
orang yang berbuat salah dan buruk kepada kita.
Oke….setuju y!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar