Bersyukur. Kita tidak tahu dari siapa
kesadaran untuk menjadi lebih baik itu datang. Hanya orang-orang yang berfikir
yang bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Tetapi ada sebuah kejadian yang akan
saya ceritakan disini. Bagaimana seseorang bisa berubah hanya dengan sentilan
yang diungkapkan oleh seorang kawan. Padahal, sang kawan tidak bermaksud untuk
mengingatkan si A. kita sebut saja begitu ya, agar lebih mudah menuliskannya.
Ceritanya adalah si A ini menghadiri
sebuah seminar yang diadakan oleh kampusnya. Ternyata, yang menjadi pembicara
adalah teman lamannya. Wah, tambah senanglah si A. Ia bangga dengan sang kawan
yang telah berhasil menjadi pembicara dalam berbagai seminar yang diadakan. Dia
juga telah banyak mendengar kiprah sang kawan yang sangat fenomenal. Dia
mengenal Sang Kawan sebagi sosok yang baik, agamis, bersemangat, penuh
cita-cita dan seorang yang memiliki pandangan ke depan.
Sang kawan menceritakan bagaimana
cara menyusun CV yang baik, bagaimana penulisannya, apa saja isinya, dan
sebagainya. Namun pada bagian tertentu, Sang Kawan ini menuliskan tentang apa
hal yang tidak disukai
Salah satu hal yang tidak disukai
oleh kawan ini adalah, “Saya tidak suka orang yang tidak berkomitmen terhadap
apa yang telah disepakati tanpa memberi kabar terlabih dahulu apa alasannya”
Deg!! Si A ini sangat terkejut. Dia
berusaha untuk mencerna setiap kata yang ditulis oleh Sang Kawan. Ternyata Sang
Kawan tidak menyukai orang yang ingkar janji, tidak memberikan keterangan
mengapa dia tidak bisa melakukan hal itu. Yang pada intinya adalah dia tidak
menyukai orang yang tidak berkomitmen terhadap amanah yang diberikannnya.
Sia A ini rasa-rasanya mau menangis.
Ia teringat banyak hal. Yah, walaupun Si A ini dikenal sebagai seorang yang
bertanggung jawab, tapi disisi lain, ia kadang merasa ada beberapa hal yang dia
tidak bisa ia lakukan dan itu membuatnya tidak bisa memutuskan sesuatu,
sehingga kadang beberapa hal tidak bisa dilakukan tanpa konfirmasi terlebih
dahulu. Akibatnya orang lain merasa di PHP in. Tahu PHP kan? Pemberi Harapan Palsu.
A ini merasa bersalah. Ia kadang memberi janji-janji kepada orang lain, namun
kadang tidak bisa melaksanakan kewajibannya. Dia bukan tidak mau untuk
melaksanakannya, tetapi kadang ada beberapa hal yang membuatnya tidak bisa
melakukan hal itu. Dan itu sebenarnya membuatnya merasa bersalah.
Akhirnya, ia tersentuh dengan kawan
tersebut dan berjanji untuk bisa berkomitmen terhadap apa yang dilakukannya.
Dan sekarang Alhamdulillah si A sedikit demi sedikit bisa berubah untuk menjadi
orang yang lebih baik. mungkin ini cara Allah untuk mengingatkannya. Fabiayyialaairabbikuma
tukadziban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar