Selasa, 05 April 2016

Belajar Berubah

Bersyukur. Kita tidak tahu dari siapa kesadaran untuk menjadi lebih baik itu datang. Hanya orang-orang yang berfikir yang bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Tetapi ada sebuah kejadian yang akan saya ceritakan disini. Bagaimana seseorang bisa berubah hanya dengan sentilan yang diungkapkan oleh seorang kawan. Padahal, sang kawan tidak bermaksud untuk mengingatkan si A. kita sebut saja begitu ya, agar lebih mudah menuliskannya.
Ceritanya adalah si A ini menghadiri sebuah seminar yang diadakan oleh kampusnya. Ternyata, yang menjadi pembicara adalah teman lamannya. Wah, tambah senanglah si A. Ia bangga dengan sang kawan yang telah berhasil menjadi pembicara dalam berbagai seminar yang diadakan. Dia juga telah banyak mendengar kiprah sang kawan yang sangat fenomenal. Dia mengenal Sang Kawan sebagi sosok yang baik, agamis, bersemangat, penuh cita-cita dan seorang yang memiliki pandangan ke depan. 
Sang kawan menceritakan bagaimana cara menyusun CV yang baik, bagaimana penulisannya, apa saja isinya, dan sebagainya. Namun pada bagian tertentu, Sang Kawan ini menuliskan tentang apa hal yang tidak disukai
Salah satu hal yang tidak disukai oleh kawan ini adalah, “Saya tidak suka orang yang tidak berkomitmen terhadap apa yang telah disepakati tanpa memberi kabar terlabih dahulu apa alasannya”
Deg!! Si A ini sangat terkejut. Dia berusaha untuk mencerna setiap kata yang ditulis oleh Sang Kawan. Ternyata Sang Kawan tidak menyukai orang yang ingkar janji, tidak memberikan keterangan mengapa dia tidak bisa melakukan hal itu. Yang pada intinya adalah dia tidak menyukai orang yang tidak berkomitmen terhadap amanah yang diberikannnya.
Sia A ini rasa-rasanya mau menangis. Ia teringat banyak hal. Yah, walaupun Si A ini dikenal sebagai seorang yang bertanggung jawab, tapi disisi lain, ia kadang merasa ada beberapa hal yang dia tidak bisa ia lakukan dan itu membuatnya tidak bisa memutuskan sesuatu, sehingga kadang beberapa hal tidak bisa dilakukan tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Akibatnya orang lain merasa di PHP in. Tahu PHP kan? Pemberi Harapan Palsu. A ini merasa bersalah. Ia kadang memberi janji-janji kepada orang lain, namun kadang tidak bisa melaksanakan kewajibannya. Dia bukan tidak mau untuk melaksanakannya, tetapi kadang ada beberapa hal yang membuatnya tidak bisa melakukan hal itu. Dan itu sebenarnya membuatnya merasa bersalah.
Akhirnya, ia tersentuh dengan kawan tersebut dan berjanji untuk bisa berkomitmen terhadap apa yang dilakukannya. Dan sekarang Alhamdulillah si A sedikit demi sedikit bisa berubah untuk menjadi orang yang lebih baik. mungkin ini cara Allah untuk mengingatkannya. Fabiayyialaairabbikuma tukadziban


Tidak ada komentar:

Posting Komentar