Senin, 18 April 2016

Belajar tentang anak-anak dari pakarnya.
Dalam bukunya Munif Chatib, menurut Ikhsan Baihaqi Ibnu Bukhari menuliskan bahwa dalam 18 tahun pertama, sesungguhnya anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak dalam hidupnya sekitar 85 % hampir di lingkungan keluarga (orang tua, nenek, kakek, pembantu atau siapapun yang menghabiskan waktu lebih banyak dalam pengasuhan anak). Dengan demikian, karakter anak lebih banyak dibentuk dalam lingkungana keluarga. Jika keluarga tidak mengintervensi, menginstall pikiran anak dengan nilai-nilai atau karakter-karakter positif, yakinlah akan ada pihak lain yang melakukannya. Pihak lain itu berupa teman sebaya, lingkungan pergaulan, ataupun media informasi seperti televisi. Jika demikian, maka sebagai orang tua, pengetahuan (yang belum menikah), peran orang-orang terdekat sangatlah penting untuk mmbentuk nilai-nilai dan karakter anak.
“Anakmu bukanlah milikmu. Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau. Mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu” (Kahlil Gibran)
Fitrah manusia
Dalam surat potensi manusia itu pada kebaikan dan keburukan. Mengapa bisa begitu? Iya, karena manusia memilki nafsu, tidak seperti malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Mengapa anak berperangi buruk? Ada tujuh penyebabnya:
1.       Melupakan Tuhan
2.       Bangga, ria dan sombong
3.       Tidak bersyukur dan mudah putus asa
4.       Kikir dan berkeluh kesah
5.       Melampaui batas
6.       Tergesa-gesa
7.       Suka membantah
Dan bagaimana mengatasinya
1.       Aktifkan paradigma fitrah ilahiyah
2.       Berdoalah kepada Tuhan
3.       Teliti, faktor dominan apakah yang menyebabkan seseorang berperangi buruk[1]




[1] Munif Chatib. Orangtuanya Manusia. 2012. Kaifa: Bandung. Hal 5-9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar