Berbicara mengenai prestasi, yang
muncul dalam benak kita adalah orang yang memiliki berbagai macam piagam,
plakat, penghargaan, piala berjejer di dipajang di almari. Dulu, saya berpikir
ya…tapi sekarang,, tidak. Memang benar jika prestasi itu ditandai dengan dengan
bukti dan itu adalah sebagai pengakuan keeksistensian diri, namun jika berbagai
macam penghargaan itu tidak membuat kita menjadi pribadi yang bisa bermanfaat
bagi orang lain, membuat diri menjadi lebih baik, saya pikir percuma.
Prestasi adalah “proses” perubahan
kearah yang lebih baik dan setiap orang bisa berbagai macam pendapat mengenai
prestasi, yang mesti diingat adalah kecil bagi kita, belum tentu bagi orang
lain. Betul tidak? Sebagai contoh: saya tidak begitu suka pelajaran matematika
tetapi saya ingin sekali mendapatkan nilai 8 (karena bagi orang yang belum
bisa, nilai ini adalah sebagai sebuah keberhasilan, prestasi). Tentu saja saya
akan berusaha mendapatkan nilai itu dengan cara: mendengarkan guru ketika
diterangkan, bertanya jika tidak bisa, latihan dengan terus menerus. Setelah
saya mendapatkan nilai 8, maka senang sekali saya dan itu sebuah prestasi.
Sekecil apapun, jika itu sebuah keinginan, harapan, yang kita berproses
menggapainya itulah prestasi. Dan yang paling penting dari itu semua bahwa
sebaik-baik prestasi adalah bermanfaat buat orang lain. Seperti dalam Nabi
bersabda bahwa khairunnas, anfa’uhum linnas. Bahwa sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat buat orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar