Saya menamakan demikian terinspirasi atau lebih tepatnnya jiplak
punya Kagem Yogyakarta, maaf ya Mbak Poja, Mas Najih dkk hehehe.
Hari ini terakhir saya mengisi Mentoring di Fakutas Kedokteran.
Untuk memberikan kesan yang menyenangkan (cieee), skalian praktek tu ilmu
komunikasi pembelajaran yang baru aja selesai. Ceileh.
Saya isi dengan amplop koreksi diri, yang lagi-lagi terinspirasi
dari up grading atau rihlah JAF ya? Di pantai Slili. Maaf, anak PSDM,
ide kalian saya bajak. Hehehhe
Terharu, sedih dan membuat kami nangis, ada yang cerita seru banget
sampai teman-teman merinding bahkan nangis bombai. Cerita mereka membuat saya
semakin yakin bahwa dibalik kejadian yang kita lalui selalu ada hikmah atau
pelajaran yang tersimpan, sekecil apapun itu. Penasaran dengan cerita merekaa?
Cekidot.
Cerita dimulai dari Mbak Erna, anak FK yang baik hati dan, kalem
ini, bercerita tentang Allah sungguh membalas apa yang menjadi kegundahan kita.
Berikut ceritanya. Malam hari sehabis maghrib, beliau dan teman-teman berncana
untuk pergi membeli makan dan jalan-jalan, namun apa daya, belum sempat beliau
pergi, datang hujan yang sangat deras dan menggagalkan rencana mereka untuk
pergi. Sedih, kecewa, marah, sebel dengan hujan yang tiba-tiba datang. Namun apa
yang dilakukan oleh mbak yang cantik ini? Beliau membuka alquran, tak disangka
bahwa ayat yang pertama di baca adalah tentang hujan yang membawa rahmat. Tidak
ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya by design Allah.
Cerita yang kedua berasal dari Mbak Yekti, Mbak yang sering
dipanggil dengan sebutan Yeyek ini menceritakan tentang dirinya, tentang kemalasannya
membantu orang tua. Ceritanya begini, suatu hari, dia disuruh oleh orang tuanya
untuk mengantarkannya ke suatu tempat. Mbak Yekti diminta ayahnya untuk
mengendarai mobil. Istilahnya, dia yang menyopiri gitu. Dia menolak, g mau
mengantarkan dengan alasan capek. Akhirnya, berangkatlah kedua orang tua ini
sendiri dan ayah sebagai sang sopir. Naas, mobil yang dikendarai kecelakaan dan
membuat kedua orang tuanya dibawa ke rumah sakit. Mendengar kabar tentang
kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya, Mbak Yeyek syok dan langsung
menangis, ia menyesal tidak memenuhi permintaan sang ayah. Pikiran buruk
berkecamuk. Sedih, kecewa dan menyesal jadi satu. Untung sakit kedua orang
tuanya tidak parah, sehingga bisa sehat kembali. Dengan kejadian ini, beliau
kemudian berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Setiap orang
tuanya meminta tolong, dia langsung menyanggupi, tentu saja meminta tolong
dalam kebaikan. Dia sudah kapok untuk menolak permintaan orang tuanya, karena
bisa jadi itu permintaan yang terakhir.
Cerita tentang indahnya berbagi, tentang orang tua mewarnai
pertemuan terakhir mentoring ini. Bersyukur, saya telah mengenal kalian.
Mbak-mbak yang cantik, pinter, dan sholihah.
Trima kasih untuk Mbak Mona dkk, FK angkatan 12 atas inspirasinya.
Mbak Mona,Mbak Meili, Mbak Yekti, Mbak Eva, Mbak Erna, Mbak Maya,
Mbak Wulan, Mbak Mayang, Mbak Sisi, dan Mbak Rini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar