Jumat, 29 April 2016

Orang tua


Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah
Pernah mendengar peribahasa itu?
Saya pernah mendengar emak mengatakan “Hhhhh, kalau lagi makan itu ingat anak, anakku lagi makan dengan apa ya?”
Oh, so sweet banget ya emak saya, bikin terharu.
Yakin banget. Itu keluar dari hati yang terdalam. Tetapi saya, kadang inget, kadang enggak, tapi lebih banyak enggak ingetnya.
“Emak saya lagi makan dengan apa ya?”
Huhhuhuhu…
Itulah beda orang tua dengan anak. Saking cintanya pada kita, lagi makan aja ingat kita. Kita mah boro-boro. Kalau begitu, masihkah kita mau ngelawan, bersikap nyebelin, buat pusing? Rasa-rasanya nyesek. Apa yang sudah saya lakukan untuk membuat mereka bahagia, bangga memilki saya?

Mewek saya kalau cerita tentang orang tua. Udah ya, nanti tambah mewek. 

Wanita Yang Haram Dinikahi Kerena Sebab Perkawinan


1.       Mantan istri ayah
2.       Mertua
3.       Anak dari istri (kecuali sebelum berhubungan) termasuk cucu-cucunya
4.       Menantu
5.       Menikahi kakak dan adik dalam satu waktu
6.       Istri orang lain
7.       Wanita dalam masa iddah
8.       Wanita yang sudah ditalak tiga kecuali sudah ada yang menikahinya, dan itu orang lain
9.       Wanita musryrik kecuali ahlul kitab
10.   PSK
11.   Wanita ke lima
Sumber: ngaji di ulil, 12:01:16 19:27

Mandi Dengan Air Dingin


Lihat anak kecil kedinginan dimandiin temanku, kasihan. Padahal itu bukan anaknya. Nangis dia. Kenapa ya…kalau lihat anak kecil nangis itu g tega. Beneran.
Nih temenku emang sayang banget sama anak kecil. Pagi-pagi, si anak datang jam setengah enam dengan rambut basah karena berkeringat ketika tidur. Bayangin, itu anak dimandiin dengan air dingin dari air keran yang ditampung dalam ember. Aku aja kalau mandi keramas jarang pagi kok, selain karena dingin, kalau g kepepet suci, mending enggak. Selain dingin, rambutnya juga basah. Back to topic,  Keramas lagi. Pertamanya sih masih enak-enak, nggak apa-apa, habis itu, ngelihat dia kedinginan bergetar gitu. Huhhh. Aq mending minggir. G tegaaaa….
Habis itu, si anak ya udah, seneng-seneng aja habis dimandiin. Main-main. Wah, anak kecil memang cepat lupa ya…
Menurut hasil search yang aku baca, boleh kok memandikan bayi dengan air dingin. Itu bayi ya….apalagi tadi temanku ini, sekitar dua setengah tahun. Itu akan “memaksa” tubuh mengeluarkan energi lebih besar untuk menghangatkan badan. Bener juga, kalau kita mandi keramas pagi-pagi, malah hangat kan? selain itu juga akan meningkatkan jumlah sel darah putih. Teman-teman tahu apa fungsi dari sel darah putih? Meningkatkan kekebalan. Makanya, orang yang mandi pagi lebih sehat dan bugar.
Dan yang harus juga diperhatikan, ketika mau memandikan anak-anak dengan air dingin adalah, jangan terlalu pagi, perhatikan juga anak itu sedang sakit atau enggak, tinggal di daerah mana? Kalau dataran tinggi, wah…., jangan juga pada musim dingin. Kasihan.






Selasa, 26 April 2016

Shalat Tepat Waktu


Saya memiliki teman baik. Dia muslimah yang menjaga sholatnya agar tepat waktu. Bagaimanapun caranya. Kalaupun harus bepergian, dia menghitung kapan harus berhenti untuk shalat, dimana kira-kira, kalau berangkat jam segini, bagaimana shalatnya. Itu semua beliau perhitungkan dengan matang. Yang menjadi prinsipnya untuk menjaga sholat tepat waktu adalah, untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya. Sebagai contoh, analoginya adalah, ketika misalnya kita dipanggil oleh orang tua, yang telah mendidik, menyayangi, membiayai sampai sekarang ini, kemudian memanggil.
 “Nak, sini ibu kasih uang” panggil Sang Ibu
“Sebentar bu, lagi ngerjain tugas nih” jawab Sang Anak
“Nak, beneran nih, ini uang yang kemaren kamu minta, katanya mau beli HP baru”
“Bentar lagi bu, dikit lagi selesai”
Gimana perasaan kamu kalau jadi sang ibu. Sebel kan? Jengkel kan?
Ini anak katanya minta uang buat beli HP baru, giliran mau dikasih, entar-entar, maunya gimana? Malah aku disuruh nunggu. Yang butuh siapa sih. (batin sang ibu)
Itulah analogi teman saya tentang shalat.
Siapa yang butuh apa-apa? Allah kah? Bukan!! Tetapi Kita. Allah udah baik, udah ngasih kita makan, minum, nafas, udah ngasih semuanya bahkan yang g pernah kita minta. Pernah minta agar mata ini terus berkedip? Jantung untuk terus berdenyut? Darah agar terus mengalir?
Kita tinggal minta. Tinggal bilang. Maunya apa? Yang gimana? Kapan? Giliran dapat panggilan dari yang mau ngasih, kita sering bilang apa?
“Bentar ya Allah, tugas saya belum selesai”
“Dikit lagi”
Giliran Allah manggil
Hayya, ‘alasholah, Hayya ‘alal falah
“Ayo sini holat wahai manusia, fulan, ayo aku kasih kemenangan, ayo aku kasih apa yang kamu inginkan, kamu pengen kaya kan? Kamu pengen pintar kan? Kamu pengen seperti punya A kan? Ayok sini, minta ke Aku”
Ibaratnya seperti itu.
Nah, kalau kita dipanggil g langsung jawab, malah nantii-nanti, yang mau ngasih disuruh nunggu. Bagaimana perasaannya? Coba hal itu kita terapkan ke diri kita.  Mau tidak?
Itulah yang membuat teman saya ini selalu berusaha tepat waktu dalam menjalankan sholatnya.
Self reminder



Bahasa Anak Kecil


Bahasa adalah sarana untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Namun, apa jadinya ketika adik-adik kita, yang masih kecil, balita, belum bisa mengucapkan bahasa dengan baik dan benar. Yang terjadi adalah lucu dan menggemaskan.
Saya jadi teringat dengan seorang tetangga yang memiliki anak kecil. Latihan berbicara, kebanyakan, anak-anak ini masih sulit untuk mengucapkan “R” yang akhirnya menjadi “el”, atau malah menjadi “eng”. Apalagi kalau mengucapkannya belum sempurna. Wah, itu bikin tambah lucu dan gemesin. Bahkan orang dewasa di sekitarnya, ada yang tetap mengajarkannya seperti itu, ada yang berusaha untuk membetulkannya. Kalau bisa dan memang harus bisa, itu dibetulkan, supaya tidak kebablasan.
Contoh, “Hap, hap mana?”
Maksudnya adalah, “Hapenya mana”
Pertama kali saya dengar kata ini, hihhhihihhihi, ketawa, lucu banget
Nah, yang lebih lucu lagi, kata yang saya peroleh dari anak ibu asrama
Namanya Yasna, belum genap dua tahun, tetapi sudah lancar bicaranya, pokoknya lucu dan gemesin. Dia itu, mau bilah mbonceng.
“Yasna mau pergi, mbonceng Amah Ainun” gitu kan kita ngajarinnya, yang dia ucapin apa coba?
“Njempong Amah Ainun” hihhhiihihi
Kok bisa???? Mbonceng jadi njempong.
Lucu kan.
Semoga sehat dan makin pintar ya Yasna, amah Ulufi sayang Yasnaa....



Sabtu, 23 April 2016

The First Salary


Ngomong-ngomong gaji pertama, share yuk, buat apa aja yang kamu dapetin dari gaji pertama kalian.
Wah, seneng! Sesuatu banget ketika kita mendapat gaji itu. Seperti layak memilki banyak hal. Halah, lebay! Iaya kok, kayaknya udah “merasa” dewasa gitu. Yang biasanya tinggal
 “Mah, uangnya habis”
“Uang saku bulan ini udah dikirim belum ya pah?”
Mbok, jatah wulanku wis dikirim rung (bu, jatah bulananku udah dikirim belum)?”
Karena gaji pertama, biasanya banyak keinginan. Maklum, dari yang ga punya uang dari hasil sendiri, sekarang udah bangga bisa punya uang sendiri. Mau buat apa saja terseraaaah. Ada yang semuanya mau dikasihkan orang tua, langsung diinvestasikan, dibelanjakan dan lain-lain, sampai bingung.
Dulu, gaji pertama saya, saat itu sekitar satu juta duaratus. Wuihhhh, gede banget uang itu, baru lulus SMA, masih 18 tahun kawan! Udah punya uang sendiri, itu kalau dibelikan kerupuk, dapat berkarung-karung. Hhiiiiihihi…
Bingung, asli. Tetapi Alhamdulillah, langsung dapat ide buat beli HP. Wah, jaman itu, HP belum sebagus sekarang. HP yang ada kamerannya masih sangat jarang. Saat itu, yang ada dalam pikiran, yang penting bisa buat SMS dan telephon. Akhirnya lima ratus ribu lebih dikit dibeliin HP. HP Nokia (jaman itu Nokia sangat booming) seri 1600. Masih ada sisa to? Nah, saya beliin cincin, saat itu yang harganya 160.0000. kedua barang itu sekarang sudah tidak ada kecuali Nokianya masih kerangkanya doang. G bisa dipakai. Hikssss…
Sisanya, saya lupa buat apa.
Nah, ketika kuliah, gaji pertama saya dari kerja ngajar anak kecil dan saya belikan makanan dan bagikan ke orang-orang. Sisanya, buat beli kebutuhan sehari-hari, saat itu saya ngekos.
Wah, ternyata seru dan gado-gado. Saat itu bukan saya lihat dari besar kecilnya namun rasa puas dan bersyukurnya saya akan hal itu



Jumat, 22 April 2016

Berbeda untuk Berdamai


Hari gini berantem karena perbedaan  pakai qunut dan g pakai qunut?
G banget deh! Berbeda adalah sebuah keniscayaan, sunnatullah, emang udah dari sono istilahya. Kita bisa bayangin jika kita semua sama. Didunia ini laki-laki semua, suka warna orange misalnya. Pasti ga seru, ga asyik, dijamin. Karena setiap orang itu diciptakan dengan keunikan masing-masing, tidak ada orang yang sama di dunai ini, kembar sekalipun. Mengapa Allah menciptakan perbedaan? Apa sih tujuan Allah membuat kita berbeda? Apakah supaya kita berantem? Jawabannya adalah, supaya dengan perbedan itu kita saling melengkapi, membantu dan yang pastinya, dengan berbeda, kita mudah dikenali.
Contoh:  A menyukai  pelajaran matematika tetapi dia kurang menguasai dalam pelajaran bahasa. Sedangka Si B, dia tidak begitu menonjol dalam bidang eksak, tetapi jago dalam bidang bahasa. Bahkan prestasinya ?tingkat nasional. Mereka kan memiliki kecerdasan yang berbeda to? Nah, bisa saling bertukar ilmu, saling berbagi dan  membantu dalam mengatasi kesulitan belajar. Contoh lagi, kita memiliki ciri-ciri tinggi,  langsing (kalau g bisa dibilang kuru). Nah, teman-teman tinggal bilang aja, kalau mencari kita, “Itu loh, Si C yang kurus, tinggi”. Coba semua orang kurus dan tinggi semua? Pasti g ada bedanya kan? Nah, makanya, dengan berbeda, kita akan mudah dikenali oleh orang lain. 
Contoh yang lebih konkret adalah keanekaragaman yang terjadi di Indonesia. Itu membuat kita menjadi kaya, indah, cantik kan? dalam alquran, sudah digariskan bahwa berbeda itu memang sudah disuratkan. Dalam alquran al hujurat ayat 13 disebutkan bahwa
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Pertanyaannya adalah, Apakah boleh berbeda itu?  Boleh dong!
Apakah perbedaan itu akan menciptakan perdamaian? Itu masalahnya. Biasanya kita sering bentrok dengan teman yang berbeda, bawaanya curigaaaa terus, buruk sangka, kapan damai dan tentramnya hidup kita? Rasul telah mencontohkan kita bagaimana beliau berdamai dengan berbagai kalangan, berbagai suku bangsa bahkan dengan non muslim. Ingat perjanjian hudaibiyah antara orang muslim dengan non muslim? Disinilah peran kita sebagai muslim unuk menghormati, menghargai dan toleransi kapada siapapun. Islam tidak mengenal kekerasan. Dalam berdakwahpun, bisa dilakukan dengan kelemahlembutan (ahsan). Bagaimana orang diluar Islam akan tahu indahnya Islam jika selalu menggunakan kekerasan dalam berbagi hal? Kesenggol sedikit langsung marah, ada orang yang mengkritik ngamuk, diingetin temen ngancem….nyebur ke kali aja kalau gitu!
Kita sering mengartikan bahwa beda itu menimbulkan masalah baru, ga bisa nyatu ibarat air dengan minyak, padahal jika kita menyikapi perbedaan dengan legowo maka akan menjadi orang yang mencintai perdamaian Apakah perbedaan itu harus dihapuskan? Tentu saja tidak teman-teman.
Nah, ada beberapa tips yang harus kita lakukan agar Islam yang kita bawa menjadi agama yang damai dan rahmatallil’lamin benar-benar terwujud.
1.      Sadari bahwa perbedaan adalah sebuah sunnatullah
Unik dan beda. 2 kata itu yang harus kita pahami bahwa setiap orang memiliki hal itu. Tidak ada yang sama.
2.      Mengurangi jurang perbedaan
Maksudnya adalah, jangan membesar-besarkan masalah yang kecil, banyak yang harus kita pikirkan selain hal itu. Bisa-bisa energi kita terbuang hanya untuk mengurusi hal-hal yang kecil. Ok ya…
3.      Berbeda itu untuk disatukan, bukan dipertentangkan.
seperti: singa, onta, beruang, mereka kan berbeda. Nah, itu disatukan jadilah kebun binatang. Betul kan? Jadi kalau misalnya ada berbagai pendapat yang berbeda, berusahalah mencapi titik temu sehingga terhindar dari rasa tidak enak
4.      Maafkanlah kesalahan saudaramu
Ini penting, bisa jadi hanya berantem kecil bisa menjadi sesuatu yang besar karena kita tidak bisa memaafkan orang yang berbuat salah dan buruk kepada kita.
Oke….setuju y!



Kamis, 21 April 2016

KARTINI SUMBER INSPIRASI


Selamat hari kartini. Hemmmm…saya baru ngeh kalau kartinian ketika lewat di sebuah TK, anak-anak didandani dengan kebaya dan baju adat. Anak-anak yang masih kecil, imut, lucu memakai pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan bedak tebal di wajahnya. Yang laki-laki tidak mau kalah. Mereka juga berpakaian yang sama.
Makna kartini sebenarnya bukan hanya symbol dengan memakai baju beliau. Tetapi ada semangat, kesetaraan yang sama antara kaum laki-laki dan perempuan. Perempuan bukan hanya “di belakang” kalau dalam bahasa jawa, “konco wingking
Dalam Islam bahkan dijelaskan bahwa yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya adalah ketaqwaannya. Siapapun yang mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan, maka pahalanya sama.

Jangan sampai ya, disalahartikan dengan kebebasan yang g ada batasnya. Ambil spirit perjuangan beliau. Selamat hari kartini.

Rabu, 20 April 2016

Belajar Ikhlas


Hari ini tepat di hari ulang tahun saya. Saya belajar tentang ketulusan memberi. Saya jadi teringat dengan mata kuliah yang saya ikuti tadi pagi yaitu komunikasi pendidikan tentang sifat-sifat yang menguntungkan komunikasi. Saat itu saya dan teman-teman diminta menyebutkan sifat-sifat yang ada pada diri kami, yang menguntungkan komunnikasi. Dengan pedenya saya menyebut ketulusan, karena merasa tulus ketika membantu. Namun kejadian maghrib tadi membuat saya bertanya kembali. Apakah saya tulus? Apakah benar saya sebagai seseorang yang tidak mengharapkan imbalan?
Sepertinya saya harus lebih banyak belajar dari anak-anak kampung Candirejo tempat dimana saya mengikuti gerakan PAI Mengajar yang diadakan oleh fakultas.
"Mbak, sini” panggil Fata. Digandenganya saya ketika sedang bermain dengan anak-anak.
Fata adalah murid di TPA ini, usianya delapan tahun. Dia kelas dua SD
 “Untung  Mbak Ulufi dan Mbak Cici datang" sambung Mita riang. Dia anak kelas empat SD. Karena badannya bongsor, jadi kelihatan lebih dewasa.
 “Sini, Mbak,” Sani berusaha membujuk saya dan Mbak Cici. Mbak cici adalah teman saya di PAI mengajar. Kami diterjunkan oleh fakultas untuk membantu mengajar selama bulan Ramadhan. Sani adalah teman mereka masih kelas tiga SD. badannya kecil mungil. Namun kelihatan cantik. Ketiganya berteman.
 "Kami punya sesuatu..."  mereka mengeluarkan empat bungkus kado.
 "Eh, apa ini?" kata saya. Asli, bingung.
"Cuman ini, Mbak…” kata mereka hampir serempak
“Telat memberi kado ulang tahunnya" meminta pengertian dari kami
“Ya Allah, haru, saya memeluk ketiga anak itu. Ra Rabbi, anak-anak ini....begitu perhatiannya pada kami. Padahal siapa kami? Kami baru beberapa minggu disini. Mereka belum begitu mengenal kami, namun….kado inilah yang menguatkan jalinan diantara kami.
"Kalian semua adalah kado buat Mbak, minta doanya saja, Mbak Ulufi enggak minta apa-apa...” kata saya berkaca-kaca.
Tahu tidak apa isinya teman-teman?
Empat buah buku tulis, tipe x dua biji, pensil dua, bolfoin satu dan dua penghapus.  
Ya, Allah, saya dan Mbak Cici dapat itu semua, dan yang lebih ajaib, semuanya sama, warna hingga bungkus kadonya.
Mungkin, pikir mereka,  biar saya dan Mbak Cici tidak iri ya…
Cerdas!
“Dari mana kalian mendapatkan uang ini?” tanyaku
"Dari buka celengan?" kata Mita dan Sani serempak
"Minta orang tua" lanjut Mita
Jegler!!!
 Saya tercekat, haru,
 "Kalian enggak dimarahin" tanyaku dengan khawatir. Takut mereka dimarahin orang tuanya
"Enggak, kan sudah bilang, kami memberi karena Mbak Cici dan Mbak Ulufi kalau ngajar enggak pernah marah-marah" jawab mereka  polos
Ya, Allah, mereka... Allahummaj’alni khairan  mimma yaquuluna waghfirli ma la ya’lamun, wa la tu ‘akhidzni bi ma yaquluun
Ya Allah jadikanlah  diriku lebih baik dari yang mereka ucapkan, dan ampunilah diriku atas dosa yang tidak mereka ketahui dan jangan Engkau adzab diriku atas apa yang tidak mereka ketahui”
Teman-teman juga perlu tahu, setiap kami kesana, anak-anak itu mengerubungi kami, menggelendot manja, memeluk, mencium, merebut perhatian kami dengan tingkah lakunya yang khas kekanak-kanakan. Mulai dari menangis, berantem ketika berebut mengaji, sampai tidak mau mengaji ketika tidak dengan saya. Ya Allah…
Dan, ketika saya iseng bertanya dengan salah satu dari mereka
“Fata sering memeluk dan menciumi ibuknya ya” kataku. Karena dia sering mencium dan memelukku. Saya saja tidak pernah dicium atau dipeluk emak saya. Saya malah yang meluk beliau.
“Enggak” jawabnnya mantap
Nah, lho!
Ketika terakhir saya mengajar disana, sehabis shalat terawih, saya berpamitan dengan sesepuh-sesepuh dan orang yang selalu berinteraksi dengan saya. Tak ketinggalan berpamitan dengan ibunya Mita. Sama seperti anaknya. Beliau tidak pelit, saya dibawain dua puluh lima tusuk sate plus lima buah lontong besar-besar. Saya sudah menolak karena selain kenyang, karena sudah makan, mau diapakan sate sebanyak ini. Namun ibu Mita tetap memaksa dan menyodorkan sate itu ke saya
“Buat sahur nanti” katanya
Ya Allah, akhirnya sate itu tidak saya makan semuanya. Saya bingung mencari teman satu kos yang mau diajak menghabiskan. Tapi tidak ada karena sudah pada pulang kampung. Ada satu yaitu Mbak Apro, tapi beliau menjawab “Sudah kenyang, Ulufi, buat sahur aja”
Tahu sendiri kan, kalau puasa itu makan sedikit sudah terasa kenyang. Akhirnya saya sms teman-teman yang kelihatannnya masih di Jogja. Alhamdulillh ada Dilla yang mau menerima sate dari ibu Mita.
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai,”(HR al-Bukhari, al-Baihaqi, Abu Ya’la)

Mungkin mereka tidak tahu tentang hadist ini, namun praktek yang mereka lakukan, mengingatkan saya untuk lebih dan lebih melakukan banyak hal kepada sesama. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya by design Allah termasuk pertemuan saya dengan mereka. Saya belajar dari kejadian ini, setidaknya bertanya kembali tentang ketulusan, keikhlasan, kejujuran, menghormati, menghargai, memberi yang terbaik dan yang saya yakin tidak akan mudah dan juga tidak sulit, asal mau dan berusaha. Semoga kebaikan yang mereka lakukan dibalas oleh Nya dengan lebih baik. amin. Ya Allah, jadikan hariku selalu bisa menjadi kebaikan. Amin

Oalah.....Teliti Sebelum Membeli

“Bapak, saya belinya lima belas ribu loh! Bukannnya dapat dua liter lebih ya? ”  Protes seorang mb berkerudung hijau siang itu ketika aku membeli bensin
“Kan sekarang harganya  6.650, Pak, jadi dapat dua liter lebih” desak si Mbak
Aku yang baru datang mengantri tiba-tiba tertarik dengan “ngeyelnya” Si Mbak yang sepertinya seorang mahasiswa.
“Kan ini PERTAMAK, Mbak, bukan PREMIUM. Kalau premium, mbaknya ngantri disebelah sana”
GUBRAK!!!!!! Ternyata ……mbaknya salah tempat
Mau beli premium jadi malah pertamak!
Mbaknya Cuma bilang “oh” dan pergi


Senin, 18 April 2016

DEWASA DI USIA MUDA

Dewasa di usia muda. Dewasa adalah pilihan, tapi tua itu pasti. Diskusi dengan teman sekamar kali ini tentang banyak hal. Ada anak yang berusia 10 tahun sudah dewasa karena keadaan. Seperti Nabi Muhammad, dari usia dua tahun sudah ditinggal ayahnya, jadinya yatim. Baru berusia beberapa tahun kemudian, ibunya meninggal. Dia tinggal bersama Abu Thalib yang banyak anak dan miskin. Dari hal inilah, beliau mulai belajar mandiri, menggembala domba.
Ada banyak orang di dunia ini yang dewasa sebelum waktunya, karena keadaan. Biasanya, mereka berasal dari keluarga yang kurang beruntung dari sisi finansial. Dan biasanya juga, orang seperti ini, ketika sudah menjadi orang yang sukses, dia tidak akan melupakan asalnya. Artinya apa, dia akan menjadi pribadi yang juga memiliki hati yang mulia. Dia pernah merasakan seperti apa yang dirasakan orang yang kurang beruntung. Namun tidak banyak anak yang terlahir dari orang tua berada, bisa kuat.  Karena mereka mamiliki apa yang tidak dimiliki orang lain. Dengan mudah dia mendapatkannya. Dilemma menurut saya. Disatu sisi, orang tua menginginkan anaknya tidak ingin seperti dirinya yang dahulunya susah, sehingga kadang tidak mengajarkan kemandirian pada sang anak. Anak tidak boleh merecoki ketika memasak, anak dilarang untuk  mencuci baju miliknya sendiri. Orang tua menyuruh anaknya untuk belajar dan belajar. Tidak sadar bahwa disinilah letak pembelajaran.
Salah satu yang saya ingat sampai saat ini adalah, apa yang disampaikan oleh dosen saya “ini anaknya X, g bisa apa-apa, bagaimana ibunya mendidik” ini misalnya mertuanya yang bilang.

Duh, mak jleb, saya g pernah berpikir sampai sejauh itu. ternyata…. 

Belajar tentang anak-anak dari pakarnya.


Dalam bukunya Munif Chatib, menurut Ikhsan Baihaqi Ibnu Bukhari menuliskan bahwa dalam 18 tahun pertama, sesungguhnya anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak dalam hidupnya sekitar 85 % hampir di lingkungan keluarga (orang tua, nenek, kakek, pembantu atau siapapun yang menghabiskan waktu lebih banyak dalam pengasuhan anak). Dengan demikian, karakter anak lebih banyak dibentuk dalam lingkungana keluarga. Jika keluarga tidak mengintervensi, menginstall pikiran anak dengan nilai-nilai atau karakter-karakter positif, yakinlah akan ada pihak lain yang melakukannya. Pihak lain itu berupa teman sebaya, lingkungan pergaulan, ataupun media informasi seperti televisi. Jika demikian, maka sebagai orang tua, pengetahuan (yang belum menikah), peran orang-orang terdekat sangatlah penting untuk mmbentuk nilai-nilai dan karakter anak.
“Anakmu bukanlah milikmu. Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau. Mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu” (Kahlil Gibran)
Fitrah manusia
Dalam surat potensi manusia itu pada kebaikan dan keburukan. Mengapa bisa begitu? Iya, karena manusia memilki nafsu, tidak seperti malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Mengapa anak berperangi buruk? Ada tujuh penyebabnya:
1.       Melupakan Tuhan
2.       Bangga, ria dan sombong
3.       Tidak bersyukur dan mudah putus asa
4.       Kikir dan berkeluh kesah
5.       Melampaui batas
6.       Tergesa-gesa
7.       Suka membantah
Dan bagaimana mengatasinya
1.       Aktifkan paradigma fitrah ilahiyah
2.       Berdoalah kepada Tuhan
3.       Teliti, faktor dominan apakah yang menyebabkan seseorang berperangi buruk[1]




[1] Munif Chatib. Orangtuanya Manusia. 2012. Kaifa: Bandung. Hal 5-9.
Belajar tentang anak-anak dari pakarnya.
Dalam bukunya Munif Chatib, menurut Ikhsan Baihaqi Ibnu Bukhari menuliskan bahwa dalam 18 tahun pertama, sesungguhnya anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak dalam hidupnya sekitar 85 % hampir di lingkungan keluarga (orang tua, nenek, kakek, pembantu atau siapapun yang menghabiskan waktu lebih banyak dalam pengasuhan anak). Dengan demikian, karakter anak lebih banyak dibentuk dalam lingkungana keluarga. Jika keluarga tidak mengintervensi, menginstall pikiran anak dengan nilai-nilai atau karakter-karakter positif, yakinlah akan ada pihak lain yang melakukannya. Pihak lain itu berupa teman sebaya, lingkungan pergaulan, ataupun media informasi seperti televisi. Jika demikian, maka sebagai orang tua, pengetahuan (yang belum menikah), peran orang-orang terdekat sangatlah penting untuk mmbentuk nilai-nilai dan karakter anak.
“Anakmu bukanlah milikmu. Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau. Mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu” (Kahlil Gibran)
Fitrah manusia
Dalam surat potensi manusia itu pada kebaikan dan keburukan. Mengapa bisa begitu? Iya, karena manusia memilki nafsu, tidak seperti malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Mengapa anak berperangi buruk? Ada tujuh penyebabnya:
1.       Melupakan Tuhan
2.       Bangga, ria dan sombong
3.       Tidak bersyukur dan mudah putus asa
4.       Kikir dan berkeluh kesah
5.       Melampaui batas
6.       Tergesa-gesa
7.       Suka membantah
Dan bagaimana mengatasinya
1.       Aktifkan paradigma fitrah ilahiyah
2.       Berdoalah kepada Tuhan
3.       Teliti, faktor dominan apakah yang menyebabkan seseorang berperangi buruk[1]




[1] Munif Chatib. Orangtuanya Manusia. 2012. Kaifa: Bandung. Hal 5-9.

USIA EMAS


Berbicara tentang usia emas yang dalam bahasa inggris golden age, saya memperoleh sesuatu yang luar biasa. Saya mengkombinasikan apa yang saa peroleh dalm kuliah dan buku yang saya baca. Ada yang mengatakan bahwa usia emas ini terjadi ketika anak berusia 0-6 tahun, ada yang mengatakan 0-8 tahun. Pada usia 8 tahun, perkembanyan otak anak akan berkembang 80% dan selanjutnya akan mencapai 100% pada usia 18 tahun. Usia berapaAanda sekarang? Atau usia berapakah anak anda sekarang?
Pada minggu pertama kehamilan, mulai berlangsung golden age bagi si janin. Jadi, bukan dimaulai sejak bayi dilahirkan[1].
Saya baru saja tahu, dikutip dari bukunya Pak Munif bahwa di Jepang, seorang karyawan yang memilki pendidikan tinggi yang telah menikah dan hamil. Budaya di jepang, dia mengundurkan diri dari tempatnya bekerja untuk lebih memfokuskan perhatiannya pada anak yang akan dilahirkannya. Perkataan yan membuat hmmmm…luar biasa adalah “Maaf teman-teman, hari ini adalah hari yang paling penting dalam hidupku. Aku tengah mengandung anak pertamaku. Janin di perutku ini adalah proyek besarku. Jadi, izinkan sementara waktu meninggalkan kalian, berhenti sebentar untuk konsentrasi pada perkembangan janinku” oh…..so sweet kan?
Di Jepang, ibu hamil mengikuti kursus dan pendidikan tentang kehamilan dan akan kembali bekerja stelah anaknya berusia 8 tahun.
Begitu perhatiannya sang ibu dengan anak. Tentu saja kontras dengan budaya kita.
Seorang kawan pernah membicarakan hal ini. “Bagaimana akan keluar kerja, kadang-kadang kebutuhan sehari-hari begitu banyak sedangkan uang yang didapat tidak seberapa, sehingga sang ibu terpaksa harus bekerja” (maksudnya uang yang didapatkan sang suami kurang bisa mencukupi). Semoga dimudahkan ya…bagi ibu-ibu yang bekerja, rela membantu suami, semoga dihitung sebagai sedekah yang berlipat-lipat. Amin



[1] Munif chatib. 2012. Orang tuanya manusia. Kaifa : Bandung. Hal 14

Jumat, 15 April 2016

Jika kamu gelisah. Menulislah!


Loh? Aku juga bingung. Barusan dapat quoet ini dari kenalan baru.
Bener juga apa yang dikatakan oleh teman saya ini. Menulis adalah bentuk unek-unek.
Hmmmm…saya menulis adalah bentuk protes. Beban menjadi hilang rasanya setelah menumpahkan perasaan ke adalam tulisan. Tapi saya kurang suka dengan yang berbau sastra gitu. Berat. Saya juga bukan orang  yang pandai dalam mengolah kata-kata. Mending menulis semacam opini/artikel saja. Oh ya, menulis juga menghilangkan stress loh! Bahkan ada juga kok orang yang g bisa mengungkapkan perasaannya, misalnya dia lagi sakit, disuruh oleh dokter untuk menuliskan apa yang dipikirkannya ke dalam tulisan. Semacam terapi gitu. Keren juga ya!

Tapi ada satu hal yang kadang membuat saya tersenyum geli yaitu ketika menemukan tulisan yang sudah lama dan saya baca kembali. Saat itu dalam pikiran saya, ”Kok bisa ya aku nulis kayak gini. Ini udah lama banget!”. Kalau misalnya tentang sedih. Senyum juga coz jadi kayak kembali ke masa lalu. Ingat kejadian itu. Paling saat ini yang saya pikirkan “Halah, dulu sampe nangis-nangis, kayak paling sedih aja, kayaknya dulu masalahnya kecil deh, gitu aja nangis”. Ini karena dulu masih muda, sekarang sudah tua, jadi mungkin masalahnya berbeda, dilihat dari sudut pandang yang berbeda pula. 

Siapa Kita?

Salah seorang teman pernah memberikan wejangan yang saat ini masih saya ingat. Bagaimana diri kita, bagaimana mempromosikan kita, itu berpengaruh terhadap reputasi. Jika dahulu orang ingin melamar pekerjaan dengan menulis, maksudnya surat lamarannya ditulis. Dengan begitu, seorang HRD (Human Resource Development) bisa mengetahui bagaimana karakter seseorang dari tulisannya. Namun sekarang tidak lagi. Zaman semakin maju, hanya dengan tulisan komputer, kita sudah bisa mengirim lamaran kita. Terus, bagaimana seroang HRD mengetahui seseorang? Salah satunya adalah melalui internet. Dengan melihat FB, twitter, email, IG seseorang, dia bisa melihat. Oleh karena itu,  mulai dari masalah pemilihan nama email yang menunjukkan siapa diri kita. Salah seorang teman pernah memberikan nasehat kepada saya bahwa alamat email jangan pakai bahasa alay, kalau bisa pakai nama asli karena itu akan menunjukkan siapa diri kita. Bagaimana?

Rabu, 13 April 2016

Hasil Public Hearing PAI FIAI UII dengan Kaprodi


Hasil Public Hearing PAI FIAI UII dengan Kaprodi
Hal yang perlu diketahui mahasiswa
1.     PPL internasional alasannya kelas internasional.
2. Kolaborasi penelitian dosen dan mahasiswa dan seminar internasional, sekalian penelitian yang dipayungi oleh dosen pembimbing diniatkan untuk ikut konferensi internasional. Hasil dari PPL internasional akan diadakan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa yang PPL internasional
3.     PAI mengajar melalui PTK
4.     Diskusi mahasiswa dan dosen
5.     Kurikulum baru sesuai dengan KKNI
6.  Integrasi PPL 2 dan KKN yang paying hukumnya belum turun. Mau tidak mau  Agustus PPL dulu bagi mahasiswa semester 6. Bagi yang tahun depan, berdoa saja sudah terealisasikan
7.     Fasilitas untuk perlombaan baik nasional maupun internasional
8.     DPA akan diaktifkan
9.     PKM (program krativitas mahasiswa)
10.  Lulus tepat waktu dan CEPT dari semester 4, kurikulum baru sudah dikondisikan mata kuliah baru
11. insya allah akan adanya konsentrasi yaitu Managemen Pendidikan, Teknologi Pendidikan Dan Psikologi Pendidikan
Ulufi Khasanah, 13 April 2016 11:53

Tombo Ati


“Jeng, apakah masih sering shalat tahajud?"
 Itu adalah pertanyaan salah seorang teman dekat saya
Hemmmm….rasanya senang sekali mendapatkan perhatian seperti itu lalu jawaban pertanyaan berikutnya
“Walaupun sudah g single lagi, aku tetap masih melakukannnya”
Subhanalllah dengan teman saya yang satu ini. Istiqomahnya dalam beribadah membuat saya ngiri. Tidur sedikit, dan ketika mau shalat tahajud, beliau sering mandi terlebih dahulu.
Salah satu nasehat yang masih saya ingat ketika beliau telephone beberapa hari yang lalu adalah
Tombo ati iku ono lima perkarane
Kaping pisan sholat wengi lakonono
Kaping pindo Moco quran sak maknane
Kaping telu dzikir wengi ingkang suwe
Kaping papat wetengiro welehono
Kaping limo wong kang sholeh kumpulono
Tombo ati ada lima perkaranya
Yang pertama sholat malam dirikanlah
Yang kedua baca quran dan maknanya
Yang ketiga, dzikir malam berpanjangan
Yang keempat berpuasa
Yang kelima berkumpullah dengan orang-orang sholeh
Ini kebolak-balik karena jujur, saya g hapal, hapalnya seperti ini. Tapi, nasehat itu meresap dalam diri saya, walaupun saya sering mendengarnya dan ketika masih kecil sering mendendangkannya.
“Kalaupun tidak bisa, salah satunya bisa dilakukan”

Ah, seperti inilah ketika berteman dengan seseorang, selalu mengingatkan dengan kebaikan. Wong kang sholeh kumpulono, itu adalah terjemahan dari syair Tombo Ati diatas dan….berusaha untuk melakukannya. Salah satunya adalah berteman dengan kamu Jeng, yang selalu mengaingatkanku pada kebaikan. Terima kasih ya allah…

Film/Novel

Ehmmmm, saya tipe orang yang agak tidak suka kalau novel, cerpen atau apapun diadaptasi menjadi film atau sinetron. Menurut saya jauh dari harapan. Tapi saya menghargai kreativitas sutradara dalam mengadopsinya. Beliau juga memilki imajinasi yang berbeda kan? Kenapa bisa begitu? Saya tidak tahu. Tapi ketika novel dibuat menjadi film, saya merasakan spiritnya kurang. Ada beberapa hal yang g tersampaikan lewat film. Makanya, saya lebih memilih membaca. Tapi, namanya orang kan beragam ya. Ada orang yang lebih menyukai filmnya daripada bukunya karena  dia lebih mudah menangkap makna daripada membaca. Itu artinya, pengarang ingin agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati filmnya menjangkau semua kalangan tanpa terkecuali. Jadi mengakomodasi yang tidak suka membaca. Kan resiko dari membaca itu banyak sekali, salah satunya ngantuk.
Yah, semua orang kan berbeda. Udah belajar kecerdasan majemuk to?

Yah, begitulah. Ada yang lebih nyambung melalui film, ada yang g. Seperti bisa kita lihat, Ayat-Ayat Cinta. Ada yang berbeda antara novel dan filmnya. Tapi tetap bagus kok, bahkan, saya nonton filmnya dahulu daripada baca novelnya. Ini juga cukup mengganggu saya sebenarnya. Kenapa? Karena, ketika saya membaca novelnya, sosok Fakhri terbayang-bayang Ferdi Nuril, trus Aisha oleh Rianti Cartwright. Padahal, setelah membaca novelnya. Bener-bener keren itu novel. Banyak cewek pengen dapat suami seperti fakhri yang sempurna  banget. 

Cara Mencairkan BPJS

Kabar gembira bagi teman-teman yang mau mencairkan dana BPJS atau jaminan hari tua, kalau hulu dinamakan dengan JAMSOSTEK. Saat ini, kita tak perlu menunggu lima tahun untuk mencairkannya. Jadi, bagi yang sudah keluar dari tempat kerja, dan mau ingin langsung saja mencairkan dana ini, bisa. Tentu saja harus meminta keterangan surat tidak aktif kembali di tempat kerja yang bersangkutan. Untuk informasi online, bisa dicari di mbah google. Berapa saldo yang diterima, akumulasi dan sebagainya.
Kali ini saya akan berbagi dengan teman-teman bagaimana mencairkan dana ini. Special buat yang berdomisili di Temanggung, Magelang dan Wonosobo. Atau daerah lain, juga sedikit mirip. Apa saja yang mesti dipersiapkan? Jangan sampai lupa, bisa-bisa bolak-balik hanya karena lupa. Oke cekidot
1.    Fotocopy KTP 2 lembar dan bawa aslinya
2.    Fotocopy buku tabungan yang masih aktif 2 lembar dan bawa aslinya
3.    Fotocopy kartu keluarga 2 lembar dan aslinya
4.    Fotocopy kartu JAMSOSTEK/BPJS 2 lembar dan aslinya dibawa. Yang berbentuk seperti KTP, bukan yang ada nama dokternya
5.    Fotocopy surat pengalaman kerja 2 lembar dan aslinya
6.    Materai 6000 satu
Kalau yang baru saja resign atau habis kontrak, biasanya meminta surat keterangan tidak aktif dari tempat kerja terdahulu. Datang di kantor BPJS terdekat, pagi-pagi benar, coz disana, kamu bakalan ngantri berjubel. Siapkan dokumen-dokumen tadi dan masukkan dalam satu wadah. Setelah masuk, kamu akan disuruh untuk mengumpulkan berkas-berkas yang tadi, semuanya fotocopy, dan yang asli itu hanya disuruh menunjukkan. Selain itu kamu akan juga disuruh mengisi form yang berisi data macem-macem. Setelah itu, kamu akan mengisi buku, yang artinya, kamu disuruh kesana besok lagi, semacam presensi bahwa nama kamu sudah tercatat bahwa besok mau kesitu lagi. Jadi kesana itu ngambil form dan antri . Pertanyaannya, mengapa tidak sekalian saja? Ternyata, usut punya usut, sudah banyak yang antri, satu hari hanya dibatasi beberapa orang saja, kalau di Magelang, hanya seratus orang perhari. Saking penuhnya, ada yang ngantri dari habis subuh. Welah-welah.
Hari kedua, kamu akan menyerahkan berkas dan form, kamu ngantri lagi sesuai dengan nomor antrian. Setelah antri, akan dipanggil. Oh ya, g boleh diwakilkan, karena kamu akan cap jempol dan di foto. Setelah itu, akan ditanyai. Dari PT mana, berapa tahun bekerja, siapa nama atasan kamu dan sebagainya. Jika tidak bisa menjawab, kemungkinan besar tidak akan turun BPJS. Hhhhhh…makanya diapalin dulu. Hehehehe…setelah itu, kamu akan diminta unga administrasi Rp 18.800. Sesudah itu, uang akan cair selama tiga atau satu minggu kemudian ke nomor rekeningmu. Gampang kan?
Tips-tips biar mudah dan cepat
1.    Siapkan semua berkas dan uang yang tadi saya sebutkan baik fotocopy atau aslinya
2.    Bawa bolfoin sendiri, lebih enak
3.    Datang jangan sampai telat, sekitar jam delapan coz bukanya jam delapan dan tutup jam dua belas
4.    Pastikan rekening kamu aktif ya

Ok, selamat mengambil uang JAMSOSTEK, eh BPJS.