Selasa, 04 Oktober 2016

Iya dan Tidak


Pagi-pagi dapat inspirasi ini
Mau atau tidak. Pilihan yang gampang-gampang simple. Loh kok gitu. Emang iya, mau jawab iya atau tidak itu emang susah. Mengapa? Karena ini menuntut pertanggung jawaban dari jawaban iya dan tidaknya itu.
Ada beberapa orang yang emang sulit untuk mengatakan hal ini. Tetapi setidaknya saya belajar banyak hal dari orang-orang disekeliling saya untuk bisa lebih tegas terhadap diri sendiri dan juga g membuat orang lain menuggu. Jika hal ini dibiarkan, maka dampaknya akan terasa pada kita juga. misal, kita diberi keputusan untuk mengatakan ya pada hari Rabu, maka sebisa mungkin penuhi hal itu. Jika tidak, akan membuat kita menjadi pribadi yang tidak dapat dipercaya. Dan saya, sedang belajar tentang hal itu. tulisan ini, sekali lagi tidak menunjukkan saya lebih baik, namun adalah pengingat buat saya yang masih banyak kekurangan dalam semua hal. Dan berusaha untuk menuliskannya, berbagi ilmu tentang pengalaman hidup.
Misal, kita ditawari suatu pekerjaan, itu sangat sesuai dengan bidang kita, namun ragu untuk mengambilnya. Alasannya adalah takut tidak bisa menguasai, takut gagal dan takut-takut lainnya. Akibatnya, kita terlalu lama untuk berfikir sehingga peluang yang seharusnya di depan mata bisa hilang.  Dan jawaban dari orang yang menawari kita adalah “Kamu terlalu lama mikir, banyak alasan, aku mending cari yang lain saja, kan peluang itu bisa dipelajari, learning by doing istilahnya”
Mak jleb banget itu….kalau sudah gitu
Orang hanya butuh jawaban mau atau tidak. Masalah nanti kita bisa survive, itu adalah hal yang menjadi konsekuensi dari apa yang telah dipilih. Setidaknya jangan membuat orang menggantung dengan jawaban kita, berbelit-belit yang membuat orang enggan untuk menawarkan lagi pada kita.
So, yuk kita berbenah. Salam guru profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar