Jumat, 27 Mei 2016

Tujuan Menulis[1]


1.   Mengajak kebaikan
Mengajak kebaikan bukan hanya dengan lisan “Yuk, ngaji?”
Tetapi bisa dengan tulisan. Ingat  Kak Abik? Penulis best seller yang tulisan dan buku-bukunya sangat menginspiratif orang untuk menjadi Fakhri, Aisya, Ana Althofunnisa, Azzam dan tokoh-tokoh fiktif dalam tulisannya. Bukankah iu memberikan kita teladan bahwa kita bisa menjadi sosok dalam fiktif yang diciptakan oleh pengarang. Tetapi kita punya idola yang hebat, bahkan keteladanannya sampai ditulis dalam alquran sebagi uswatun hasanah. Saya pikir teman-teman sudah tahu. Kita bisa bayangain, coba itu hanya disampaikan lewat mulut ke mulut. Pasti banyak orang g akan percaya, tetapi, ditulis, diabadikan dalam buku yang paling banyak dibaca oleh manusia di dunia.
2.   Menyiarkan kebenaran
Apa jadinya jika islam tidak ada tulisan. Alquran dan Hadist dituliskan? Kitab-kitab ulama terdahulu? Mengapa kartini lebih terkenal dari pada wanita lain sezaman dengan beliau? Karena beliau menuliskan pemikirannya. Coba kita lihat, kita amati, selidiki. Banyak ustadz yang ceramah, kajian, materi atau pesan akan cepat hilang bahkan sejak jamaah pergi dari kajian. Gitu kan? ikut kajian tetapi g ada bekasnya. Itulah kekuatan ucapan, beda dengan tulisan
3.   Membantu agama-Nya
Dengan menulis, itu akan dibaca oleh beberapa generasi. Agama Islam disebarkan dengan tulisan. Apa jadinya jika alquran hanya dihafal, bisa jadi berubah. Namun ditulis, ditambah dihafal oleh orang-orang pilihan (saya menyebutnya begitu karena tidak semua orang bisa melakukannya dan mau melakukannya).
4.   Menabung pahala
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).
Pahala akan mengalir ketika seseorang menuliskan kebaikan ide, pikiran, gagasannya kemudian orang lain meniru, ini akan menajdi paha yang tidak akan terputus sampai orang itu meninggal. Begitupun sebaiknya jika menulis kejelekan. Pilihan ada di tangan kita, mau pilih yang mana?
5.   Bekal menghadap-Nya
Saya jadi teringat dengan apa yang disampaikan oleh owner brainy bunch international montessory school, beliau sangat jauh kedepan. Visioner, inspirratif. Misinya bukan hanya didunia saja, tetapi afterhere beliau menyebutnya yaitu alam baka. Smart goal is jannah. Not easy, but we can do it. Semua orang mau, tapi tidak banyak orang yang mau melakukannya.
Orang-orang yang telah memahami hakikat hidup (sok berfilsafat nih) akan banyak bertanya untuk apa hidup? mengapa harus melakukan ini? apa tujuan hidup ini? dimana akhir dari perjalanan ini?
Nah, dengan begitu, akan terjadi sebuah pemikiran tentang siapa dan apa diri kita. Untuk apa kita diciptakan sehingga apapun yang kita lakukan, ada goalnya. So, menulis yuk…
Nb: trima kasih buat teman-teman yang sudah mengingatkan saya, tetap istiqomah dalam kebaikan. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.


[1] Diolah dari training BSM PKPU cabang Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar