Sabtu, 28 Mei 2016

Ibu Susi, Sosok yang Menginspirasi Buat Kami


Kami mendapat tugas kuliah untuk penelitian tindakan kelas. Bukan kelas-kelas pada umumnya, tetapi kami disuruh untuk meneliti di TPA. Tapi tak apa, kami dipertemukan dengan sosok ibu yang istimewa dan menginspirasi.
“Pintar sekali ibu ini dalam menguasai kelas” batin saya waktu pertama kali bertemu.
Anak-anak manut-manut pada beliau, ternyata oh ternyata, beliau adalah guru Tk.  Oalah pantesan beliau bisa menaklukan anak-anak yang super duper aktif itu. Jangan ditanya, saya saja sampai kualahan menanganinya. Dua orang anak naik minta gendong saya, hadoooohhhhh. Ternyata, saya kuat juga. Heheheh
Menyenangkan sekali dengan beliau. Semangatnya luar biasa menghadapi lima puluh anak seorang diri. Dan hebatnya, anak-anak itu, mereka bisa ngaji, dibandingkan dengan TPA yang pernah saya ajar.
Dengan metode bernyanyi dalam menghafal, anak-anak lebih mudah untuk menangkap pelajaran.
Dan…..ada satu hal yang menggelitik dan menyentuh nurani saya. Beliau selalu membawa jajanan katika mengajar. Apa pasal? Bukan untuk dijual, namun untuk diagikan kepada anak-anak. Ketika saya iseng bertanya, beliau menjawab mengajarkan anak untuk bersedekah. Dengan cara ini, banyak anak yang mau belajar TPA. Belajar TPA karena dapat makanan, taka apa, yang penting bisa belajar.
Satu hal yang membuat saya terharu dengan alasan yang beliau utarakan adalah
“Jika tidak kita, siapa lagi? Disini ini, banyak kristenisasi” sampai disini, saya bener-bener bengong. Ya allah.
Kami sempat takut, banyak anjing berkeliaran disana-sini.
“Anak marbot, namanya X, dia sekarang sudah pakai salib, B, sekarang tidak berangkat, hampir masuk Kristen”
“Mereka hanya diberi uang setiap hari, sembako, modal, sarimi lima bungkus, berpindah keyakinan”
“Jika kita tidak melakukan hal apapun, ada orang lain yang akan menolong saudara kita yang bukan dari kalangan kita”
“Mana namanya saudara, Islam, kita tidak bisa menutup mata, tidak peduli dengan keadaan ini”
“Mereka memiliki modal yang besar, kita? Tidak bisa melakukan sendiri, saya mengajak orang-orang disekitar sini untuk mengadakan program kencleng. Setiap rumah dikasih satu kencleng yang bisa diisi terserah. Nanti setiap bulan akan dibuka, lumayan satu bulan bisa empat juta, jika kita sendiri, tidak bisa. Ini untuk membantu saudara-saudara kita yang tidak punya uang, modal usaha”

Semoga istiqomah ya bu. Amin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar