Kami mendapat tugas kuliah untuk
penelitian tindakan kelas. Bukan kelas-kelas pada umumnya, tetapi kami disuruh
untuk meneliti di TPA. Tapi tak apa, kami dipertemukan dengan sosok ibu yang
istimewa dan menginspirasi.
“Pintar sekali ibu ini dalam
menguasai kelas” batin saya waktu pertama kali bertemu.
Anak-anak manut-manut pada
beliau, ternyata oh ternyata, beliau adalah guru Tk. Oalah pantesan beliau bisa menaklukan anak-anak
yang super duper aktif itu. Jangan ditanya, saya saja sampai kualahan
menanganinya. Dua orang anak naik minta gendong saya, hadoooohhhhh. Ternyata,
saya kuat juga. Heheheh
Menyenangkan sekali dengan beliau.
Semangatnya luar biasa menghadapi lima puluh anak seorang diri. Dan hebatnya,
anak-anak itu, mereka bisa ngaji, dibandingkan dengan TPA yang pernah saya
ajar.
Dengan metode bernyanyi dalam
menghafal, anak-anak lebih mudah untuk menangkap pelajaran.
Dan…..ada satu hal yang menggelitik
dan menyentuh nurani saya. Beliau selalu membawa jajanan katika mengajar. Apa
pasal? Bukan untuk dijual, namun untuk diagikan kepada anak-anak. Ketika saya
iseng bertanya, beliau menjawab mengajarkan anak untuk bersedekah. Dengan cara
ini, banyak anak yang mau belajar TPA. Belajar TPA karena dapat makanan, taka apa,
yang penting bisa belajar.
Satu hal yang membuat saya terharu
dengan alasan yang beliau utarakan adalah
“Jika tidak kita, siapa lagi? Disini
ini, banyak kristenisasi” sampai disini, saya bener-bener bengong. Ya allah.
Kami sempat takut, banyak anjing
berkeliaran disana-sini.
“Anak marbot, namanya X, dia sekarang
sudah pakai salib, B, sekarang tidak berangkat, hampir masuk Kristen”
“Mereka hanya diberi uang setiap
hari, sembako, modal, sarimi lima bungkus, berpindah keyakinan”
“Jika kita tidak melakukan hal
apapun, ada orang lain yang akan menolong saudara kita yang bukan dari kalangan
kita”
“Mana namanya saudara, Islam, kita
tidak bisa menutup mata, tidak peduli dengan keadaan ini”
“Mereka memiliki modal yang besar,
kita? Tidak bisa melakukan sendiri, saya mengajak orang-orang disekitar sini
untuk mengadakan program kencleng. Setiap rumah dikasih satu kencleng yang bisa
diisi terserah. Nanti setiap bulan akan dibuka, lumayan satu bulan bisa empat
juta, jika kita sendiri, tidak bisa. Ini untuk membantu saudara-saudara kita
yang tidak punya uang, modal usaha”
Semoga istiqomah ya bu. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar