Tahukah kita bahwa ketika kita
berjalan di jalan raya, ada banyak ilmu yang kita dapatkan. Alhamdulillah, saya
bisa mengambil filosofis ini tanpa sebelum saya membacanya. Saya hanya
mengambil kesimpulan dari kejadian yang saya alami. Dan seorang teman, zulfa,
pernah menngatakan filosofis tentang jalan ini kepada saya. Namun, jujur, saya
lebih dahulu memikirkannya sebelum beliau mengungkapkannya. Jadi ini murni
pemikiran saya dahulu. Kalaupun saat ini saya membuka internet tentang filosofi
jalan raya, mungkin sudah ada. Tetapi saya ingin tulisan ini tanpa campur
pemikiran orang lain sebelumnya.
Hal ini terinspirasi ketika saya
setiap bulan pulang kerumah dengan mengendarai sepeda motor. Dengan jarak
tempuh yang lumayan, satu setengah sampai dua jam, saya sering memikirkan
hal-hal aneh dan konyol ketika mengendarai. Dan salah satu hal ini adalah
filosofi jalan raya.
Tahukah teman-teman, bahwa kita
memilih jalan sebelah kiri ketika kita memulai sebuah perjalanan, ketika
berjalan. Ini seperti kebanyakan dari kita. Kita tidak boleh melanggarnya.
Sudah asalnya ya….g boleh macem-macem. Semua motor, mobil, sepeda bergerak,
kalaupun berhenti, mereka hanya singgah, melepas lelah untuk beberapa saat
kemudian meneruskan perjalanan lagi. Seperti hidup juga, ada yang berhenti
sejenak, tidur, makan, untuk bisa menjalani perjalanan yang sangat jauh
lamanya. Dan tahukah teman-teman, ada banyak jenis motor, mobil, sepeda bahkan
pejalan kaki. Mereka semua ibarat kita. Ada yang miskin, kaya, sedang, kita bisa
melihat apapun yang ada di depan, belakang dan samping kita. Bagaimana etika
menyalip, lihat belakang, depan, kanan-kiri, ukur diri kita, kira-kira bisa
tidak, nyampai tidak. Jangan sembarangan menyalip. Kita bisa menengok siapa
yang akan mendahului kita ketika kita tidak cepat, berjalan stabil atau bahkan
mengklason kita, memberhentikan, memeperingatkan kita ketika kita lalai,
terlalu lambat dalam berjalan. Berjalan terlalu cepat dengan tidak
memperhatikan orang-orang disekeliling kita, sebel, marah ketika di dahului.
Seharusnya membuat kita sadar, eh, teman kita sudah berlari jauh, jauh, kita
masih disini.
Atur kecepatan, mau bagaimana? Hidup
juga mau yang seperti apa? Jika kita ingin lebih cepat dari orang lain, maka
kita bisa menyalipnya. Bukan dari sebelah kiri, bukan dengan cara-cara yang
licik. Di sebelah kanan. Kita mau menyalip siapapun. Orang-orang yang lebih
dari kita (yang pake mobil, mereka, saya ibaratkan dengan orang yang lebih
beruntung, saingan terberat bagi pejalan kaki, pesepeda dan sepeda motot)
tetapi bila kita bisa menyalipnya. Hebat.
Dan di jalan raya itu ada
rambu-rambu, aturan, yang g boleh dilanggar sembarangan. Hidup juga begitu, ada
aturan agama, adat, norma, negara dan lain-lain. Siap-siapa kalau melanggar
bakalan disemprit atau malah bunuh diri.
Di jalana raya, kita juga akan selalu
menyalip. Habis menyalip motor, ada mobil, ada lagi truk tronton, ada juga truk
yang gede-gede (saya belum tahu bahasanya), hal ini mirip sekali dalam hidup. Setiap
kita selesai dari masalah, akan ada masalah yang lain, baik itu kecil maupun
besar. Ada yang sulit, membuat kita jatuh, ada yang membutuhkan konsentrasi
untuk menyalipnya. Ternyata…..
Jangan juga main HP ketika jalan,
seperti hidup, g fokus, g konsentrasi. Yang bisa membahayakan diri sendiri dan
orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar