Rabu, 18 Mei 2016

Prinsip Dari Mengatasi Grogi

Grogi sama dengan takut, hal itu diinginkan dan tidak diinginkan
Apakah pede itu bagus? Apakah takut itu berbahaya? Kenapa kita mau berbicara kalau kita grogi, takut? Dalam hal ini, kita merubah mindset terlebih dahulu. Agama mengajarkan bahwa kita sering lupa, sering melakukan, mengucapkan tapi hanya di lisan saja, tidak masuk kedalam hati kata-kata ini yaitu bismillahirrahmanirrahim. Betul tidak? Dalam bismillahirrahmanirrahim mengajarkan kita banyak hal ada 3 point penting:
1.      Bismillah: dengan nama Allah, apa yang kita lakukan kerena Allah, kembali kepada Allah. Inilah pentingnya niat dalam melakukan sesuatu. Apa tujuan kita? Makna, landasan kita melakukan sesuatu? Jika kita sadar akan makna dari lafadz bismillah maka aka nada kepsrahan, kesadaran, ketundukan bahwa kita tidak bisa apa-apa, lemah, tidak berdaya. Jadi pantaskah kita merasa sombong? Percaya diri bahwa kita hebat tanpa kekuatan dibalik itu? tidak kawan, perasaan tawakkal itu membuat kita ringan bahwa kita telah melakukan yang terbaik. Dalam bahasa dosen saya, ada tawakal aktif dan pasif, tawakal aktif disini adalah ihtiar dan usaha kita sedangkan pasif yaitu doa. Bukan bersikap leleh luweh, nrimo. Kita lihat lebih dalam. Pernahkah kita berbicara presentasi di kelas kemudian lupa? Kita baca dihalaman ini, tetapi kita lupa mengingat, adakalanya kita ingat bahwa seorang teman pernah mengatakan hal ini. Siap yang membuat kita lupa? Siap yang membuat kita ingat? Tidak lain hanyalah Allah, la haula walaquwwatailla billah. Bukan merasa pede, bukan merasa takut. Artinya, kalau kita melakukan sesuatu tidak ada kekuatan kecuali Dia. Pertanyaanya adalah, bagaimana agar Allah berkehendak menguatkan kita?
2.      ArRahman: pengasih, semuanya dikasih baik itu mukmin maupun non mukmin. Dalam bahasa kita siap yang mau berusaha akan mendapatkan balasan yang setimpal. Disinilah keadilan Allah. Namun kita sering protes. A (Islam) dan B (noni), mereka sama-sama kuliah, A belajarnya biasa saja, B lebih keras. Sehingga b mendapat nilai yang lebih bagus. Wajar, sesuai dengan sunnatullah dia melakukan sesuatu agar berhasil. Usaha kemudian berhasil. Hal ini sudha jelas dalam alquran.
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS: ar ra’du: 11)
3.       Arrahim : penyayang. Inilah bagian orang-orang mukmin. Dia tidak hanya mendapatkan keuntungan didunia saja namun diakhirat juga.
Jadi apa penyebab takut? Karena kita salah dalam berniat. Apa niat kita? Penting dimana kita akan menempatkan pada beberapa hal.
Firman allah dalam alquran :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖوَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat (QS: assyura, 20)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا (١٨) وَمَنْ
أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُو
Artinya: Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.
Sulit, susah yang kita hadapi akan berbuah surga. Pengertian surga disini bisa sesuatu yang nyaman, mengenakkan, keberhasilan jika kita bersyukur. Coba perhatikan pada ayat ke 19, kita akan mendapatkan surga yang kekal jika ada beberapa syarat terpenuhi yaitu beriman (jelas, hanya orang-orang mukmin yang percaya pada kehidupan akhira), berusaha kearah itu dengan sungguh-sunguh serta Allah menghendaki.
Jangan takut jika kita sekarang kita belum bisa menjadi pembicara yang hebat, pintar, berpikir positiflah, boleh jadi Allah sedang mempersiapkan mental, ilmu kita agar kita tidak sombong, ria, merasa senang ketika dipuji dan merasa mutung, sedih ketika dihina. Inilah juga menajemen hati ketika kita berhasil
takut itu perlu karena prinsip dalam berbicara adalah menyampaikan kebenaran, menyampaikan dengan cara yang baik dan kalau perlu menarik. Apakah dengan ini kita menjadi takut untuk berbicara karena takut kaburo maqtan (berbicara tapi tidak melakukan) sehingga kita diam? Padahal dakwah kita adalah kewajiban.
Berbicara bukan hanya menarik tetapi bisa membawa kita selamat diakhirat.
Yogyakarta, 16 November 2015 7:30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar