Grogi sama dengan takut, hal itu diinginkan dan tidak diinginkan
Apakah pede itu bagus? Apakah takut itu berbahaya? Kenapa kita mau
berbicara kalau kita grogi, takut? Dalam hal ini, kita merubah mindset terlebih
dahulu. Agama mengajarkan bahwa kita sering lupa, sering melakukan, mengucapkan
tapi hanya di lisan saja, tidak masuk kedalam hati kata-kata ini yaitu bismillahirrahmanirrahim.
Betul tidak? Dalam bismillahirrahmanirrahim mengajarkan kita banyak hal
ada 3 point penting:
1.
Bismillah: dengan nama Allah, apa yang kita lakukan kerena Allah, kembali
kepada Allah. Inilah pentingnya niat dalam melakukan sesuatu. Apa tujuan kita?
Makna, landasan kita melakukan sesuatu? Jika kita sadar akan makna dari lafadz bismillah
maka aka nada kepsrahan, kesadaran, ketundukan bahwa kita tidak bisa apa-apa,
lemah, tidak berdaya. Jadi pantaskah kita merasa sombong? Percaya diri bahwa
kita hebat tanpa kekuatan dibalik itu? tidak kawan, perasaan tawakkal itu
membuat kita ringan bahwa kita telah melakukan yang terbaik. Dalam bahasa dosen
saya, ada tawakal aktif dan pasif, tawakal aktif disini adalah ihtiar dan usaha
kita sedangkan pasif yaitu doa. Bukan bersikap leleh luweh, nrimo. Kita lihat
lebih dalam. Pernahkah kita berbicara presentasi di kelas kemudian lupa? Kita
baca dihalaman ini, tetapi kita lupa mengingat, adakalanya kita ingat bahwa
seorang teman pernah mengatakan hal ini. Siap yang membuat kita lupa? Siap yang
membuat kita ingat? Tidak lain hanyalah Allah, la haula walaquwwatailla
billah. Bukan merasa pede, bukan merasa takut. Artinya, kalau kita
melakukan sesuatu tidak ada kekuatan kecuali Dia. Pertanyaanya adalah,
bagaimana agar Allah berkehendak menguatkan kita?
2.
ArRahman: pengasih, semuanya dikasih baik itu mukmin maupun non mukmin.
Dalam bahasa kita siap yang mau berusaha akan mendapatkan balasan yang
setimpal. Disinilah keadilan Allah. Namun kita sering protes. A (Islam) dan B
(noni), mereka sama-sama kuliah, A belajarnya biasa saja, B lebih keras.
Sehingga b mendapat nilai yang lebih bagus. Wajar, sesuai dengan sunnatullah
dia melakukan sesuatu agar berhasil. Usaha kemudian berhasil. Hal ini sudha
jelas dalam alquran.
إِنَّ
اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. (QS: ar ra’du: 11)
3.
Arrahim : penyayang. Inilah bagian
orang-orang mukmin. Dia tidak hanya mendapatkan keuntungan didunia saja namun
diakhirat juga.
Jadi apa penyebab takut? Karena kita salah dalam berniat. Apa niat
kita? Penting dimana kita akan menempatkan pada beberapa hal.
Firman allah dalam alquran :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ
ۖوَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي
الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat (QS: assyura, 20)
Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat (QS: assyura, 20)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ
لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا
(١٨) وَمَنْ
أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُو
Artinya: Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi),
maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang
yang Kami kehendaki kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka
Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang
siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang
usahanya dibalas dengan baik.
Sulit, susah yang kita hadapi akan berbuah surga. Pengertian surga
disini bisa sesuatu yang nyaman, mengenakkan, keberhasilan jika kita bersyukur.
Coba perhatikan pada ayat ke 19, kita akan mendapatkan surga yang kekal jika
ada beberapa syarat terpenuhi yaitu beriman (jelas, hanya orang-orang mukmin
yang percaya pada kehidupan akhira), berusaha kearah itu dengan sungguh-sunguh
serta Allah menghendaki.
Jangan takut jika kita sekarang kita belum bisa menjadi pembicara
yang hebat, pintar, berpikir positiflah, boleh jadi Allah sedang mempersiapkan
mental, ilmu kita agar kita tidak sombong, ria, merasa senang ketika dipuji dan
merasa mutung, sedih ketika dihina. Inilah juga menajemen hati ketika kita
berhasil
takut itu perlu karena prinsip dalam berbicara adalah menyampaikan
kebenaran, menyampaikan dengan cara yang baik dan kalau perlu menarik. Apakah
dengan ini kita menjadi takut untuk berbicara karena takut kaburo maqtan
(berbicara tapi tidak melakukan) sehingga kita diam? Padahal dakwah kita adalah
kewajiban.
Berbicara bukan
hanya menarik tetapi bisa membawa kita selamat diakhirat.
Yogyakarta, 16
November 2015 7:30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar