Rabu, 04 Januari 2017

Sahabat karibku, Ika Wijayanti oleh Ulufi Khasanah Hasyim*

Sebuah kisah masa kecil tentang persahabatanku dengan gadis cantik, tinggi besar, bermata sipit, berkulit putih halus, dan rambut ikal. Memang, diantara teman-temanku dia lebih menonjol karena kecantikannya, kepintarannya juga keramahannya dalam bergaul, dia juga tak pernah membeda-bedakan dengan siapapun termasuk diriku. Kami bersahabat sejak SD tepatnya aku tak tahu kelas berapa karena kita sekelas dari kelas 1 sampai 5 tapi yang aku ingat, mulai akrab dengannya kelas 3. Atas dasar apakah kami berteman? Entahlah, kami merasa cocok yang pasti, dia selalu memberiku makanan, mentraktirnya juga meminjami alat tulis. Ah, gadis kaya yang cantik serta baik hati, pikirku. Soal penampilan jangan sandingkan dengan diriku ya kawan, dia adalah anak terapi dikelas kami, bajunya harum dan disetrika licin, bersepatu putih Att berlampu merah kerlap-kerlip dibagian tungkainya jika berjalan. Dan aku pernah berkhayal kapan punya sepatu sebagus itu dan berlampu? Sedangkan penampilanku ha...ha...ha...seragam merah putih yang kumal karena tak kenal strika juga sepatu bibos ( kami menyebutnya sepatu vampir padahal merk big boss). Dia slalu menduduki peringkat 1 dikelas dan belum pernah terkalahkan hingga suatu ketika Aku harus berpisah dengannya kelas 5 SD karena dia pindah sekolah mengikuti orang tuanya. Aku sedih, kecewa saat kehilangannya. Aku tak pernah mendapat kabar sedikitpun tentangnya hingga suatu hari hari aku mendapat surat darinya melalui temanku, Bakti, yang juga teman sekelas sekaligus tetangganya dulu. Senang sekali, bahagia akhirnya aku bisa bersua kabar denganya, sejak saat itu kami saling bertukar surat menceritakan keadaan masing-masing bagaimana dia kecewa dengan nilai rapornya yang turun, teman-temannya yang sulit dikalahkan karena pintar ternyata dia pindah di SD Payaman 2. Suatu hari ketika sedang piket, sepucuk surat berprangko dibawa penjaga sekolah kepadaku, ternyata pengirimnya Ika Wijayanti, temanku. Aku senang sekaligus berdebar-debar karena inilah pertama kalinya dalam hidupku mendapatkan surat lewat pos. Dia memilih melalui pos supaya tidak diketahui dan dibaca orang lain selain itu tetap bisa berhubungan meskipun sudah lulus. Cerdas sekali!. Karena lewat kantor pos itulah aku tak pernah membalas suratnya hingga saat ini 13 tahun lamanya. Sungguh di dasar hatiku yang paling dalam, aku sangat rindu dan pengen bertemu dengannya seperti apakah dia, masihkah seperti dulu yang cantik dan ramah. Smoga. Lewat kisah di facebook ini, aku ingin mencari teman lamaku namanya Ika Wijayanti dulu dia sekolah di SD Payaman 2, bagi teman-teman yang mengenalnya atau dek Ika yang membaca tulisan ini, tolong hubungi aku.
Temanggung, 180911
*diambil dari FB ulufi khasanah hasyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar