Rabu, 03 Februari 2016

Scalling gigi? Siapa Takut!


Tulisan ini terinspirasi ketika saya tidak sengaja menonton TV (menonton TV kok g sengaja, hemmm…aneh) ketika saya akan pergi ke dapur. Waktu itu ada mbak kos sedang menonton acara janji sucinya Rafi dan Gigi dimana saat itu Rafi sedang ketakutan dibawa ke dokter gigi untuk melakukan scalling. Saya yang baru pertama kali mendengar istilah ini, bertanya kepad Mbak Heni apa itu scalling, yang ternyata adalah pembersihan karang gigi. Oalah…kalau itu saya tahu. Ternyata bahasa kedokteranny scalling to, pikir saya. Tetapi, melihat ekspresi Rafi, saya merasa aneh. Artis kok agak takut ya? Hehehe … Padahal, saya dulu pertama kali melakukan kegiatan itu malah enggak takut sama sekali.
Alhamdulliah saya sudah sering melakukan scalling ke dokter gigi di kota tempat tinggal saya, rutin enam bulan sekali. Saya sudah mulai memeriksakan gigi saya semenjak tahun 2009 kalau tidak salah.
Saat itu
Saya datang ke dokter gigi sekitar pukul empat lebih karena klinik buka pada pukul lima. Spesialis dokter gigi yang bernama Drg. Asrofi. Saat itu, saya sudah diwanti-wanti oleh adik untuk datang ke dokter in time karena bisa mengantri panjang. Dan Alhamdulillah saya datang awal, namun sudah ada yang lebih awal lagi. Sambil menunggu, saya mengamati ruang tunggu yang nyaman, ada Koran, TV berlayar LCD, WC dan mushola yang bersih. Setelah dipanggil berdasarkan nomor urut antri, saya mendapat giliran periksa. Di ruangan agak luas itu, saya disambut oleh dokter cantik, masih muda, berjilbab dan modis. Oh, ternyata ini toh dokternya, batin saya.  Kata adik, yang melayani sebelum malam itu drg Vera, saya taksir, kira-kira 35an, itu istrinya dokter Asrofi. Cantik benget, berdandan dan pakai high heels. Rapi, ramah dan welcome banget. Saya disuruh mengisi formulir dan menyerahkan foto copy kartu Jamsostek. Oh ya, saya belum cerita, saya memakai kartu Jamsostek agar bisa gratis. Kartu ini dikeluarkan oleh tempat dimana teman-teman bekerja, setiap bulan, gaji dipotong untuk membayar kartu ini, semacam asuransi kesehatan gitu. Kalau di tempat saya bekerja ini, kita bisa memilih dua dokter untuk dicantumkan di kartu pengobatan (ada dua kartu, yang satu kartu jamsostek, dan kartu pengobatan yang disitu ada nama dokter umum dan giginya). Jadi kalau mau berobat, agar gratis, pakai kartu ini dan sesuai dengan nama dokter yang bersangkutan. Kalau sekarang sudah berubah menjadi kartu BPJS.
Pertama-tama saya tidur setengah telentang di alat yang dinamakan dental gigi, yaitu suatu alat yang dipakai oleh dokter gigi untuk membantu pemeriksaan dan kemudian menentukan terapi apa yang dapat diberikan kepada pasien. Secara umum untuk membantu perawatan gigi dan mulut (pengeboran, penambalan, pembersihan, dan pemeriksaan). Seperti kursi kursi yang sudah disetting sedemikian rupa bisa dinaik turunkan. Diatasnya ada lampu untuk melihat gigi. Sebelahnya ada  tempat buang kumur-kumur, juga ada tisu, karan air unik yang menyatu dengan alat itu. Setelah tidur setengah telentang, lampu diarahakan ke mulut yang terbuka, dokter dengan masker, sarung tangan dan alat-alatnya mulai eksekusi, alat-alat itu yang namanya scaller terdiri dari: hoe scaller : alat yang berbentuk seperti cangkul kecil, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. sikle scaller : alat yang berbentuk seperi bulan sabit, untuk membersihkan kalkulus pada ruang interdental. wing set scaller : alat yang berbentuk seperti sayap, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. curret scaller : alat yang bentuk seperti sendok, untuk mengambil jaringan lunak, cementum,dan sub ginggiva kalkulus pada saku gusi. file scaller : alat yang berbentuk seperti kikir, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. chisel scaller : alat yang berbentu seperti pahat, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. Tahap kerja scalling: dokter mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, mencuci bersih tangan, mengenakan sarung tangan, masker (alat perlindungan diri). Dokter mulai memeriksa karang gigi yang ada pada permukaan gigi. lalu bersihkan karang gigi menggunakan scaller manual ataupun scaller elektronik. Karang gigi melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di bersihkan dengan scaller, atau alat ekstraktor oleh dokter gigi. Warna karang gigi mula-mula kuning, lama-kelamaan dapat berwarna coklat atau kehitaman sesuai dengan kebiasaan seperti merokok atau minum kopi. Setelah proses scalling ini, gigi terasa ringan.
 Enggak sakit kok pas proses pengangkatan karang giginya. Namun, ada beerapa orang yang merasakan linu-linu, namun saya tidak. Prosesnya  seperti dibor (hahaha, bahasanya serem ya) tapi g sakit, hanya bunyinya g nguatin, seperti tukang batu mecahin keramik. Krikkkkkkkkkkk, persis kayak gergaji mesin itu. Kalau karang giginya tebal, maka akan mengeluarkan darah, tenang, pas kita “dibor” itu, alatnya mengelurakan cairan yang mengurangi sakit, kata dokternya itu air biasa. Kita akan selalu berkumur ketika membersihkan itu.
Untuk biaya, bagi pengguna jamsostek tidak membayar. Tapi untuk orang umum, sekitar 100.000 untuk semua yaitu gigi atas dan bawah. Oh ya, maaf, setiap daerah berbeda tergantung dokter giginya dan tentu saja kota besar atau tidak. Jadi tidak bisa dipukul rata
Hore!! sempat mau jingkrak-jingkrak karena saking senangnya, karang giginya ilang, jadi pengen senyum. Ngaca beneran tuh setelah dibersihin di kaca motor. Bener2 bersih banget. Jadi pede senyum, ketawa-ketiwi.
Karang gigi atau "kalkulus gigi" terbuat dari plak dan zat kapur yang berada di air liur. Plak sendiri terdiri dari lapisan bening di gigi ( perikel ) dan kuman. Karang gigi ini disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang menempel di gigi dan cara menyikat gigi yang tidak benar sehingga sisa makanan masih tertinggal. Jika hal ini dibiarkan, maka akan menumpuk menjadi karang gigi dan akan merusak gigi sehingga akan membuat gigi menjadi keropos, berlubang, karies dan sakit gigi. Karang gigi dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat gigi, dan halitosis (bau mulut). Ihhhh, syerem. Jadi nih teman-teman, jangan sepelekan sisa makanan yang ada di dalam mulut kita, selain itu, karang gigi juga menyebabkan bau dan yang ini nih, bikin kita g pede pas senyum, aduh, cantik-cantik, ganteng-ganteng, pas senyum banyak karang giginya, bisa-bisa bikin ilfeel.


1 komentar: