Tulisan ini terinspirasi ketika saya tidak sengaja menonton TV
(menonton TV kok g sengaja, hemmm…aneh) ketika saya akan pergi ke dapur.
Waktu itu ada mbak kos sedang menonton acara janji sucinya Rafi dan Gigi dimana
saat itu Rafi sedang ketakutan dibawa ke dokter gigi untuk melakukan scalling.
Saya yang baru pertama kali mendengar istilah ini, bertanya kepad Mbak Heni apa
itu scalling, yang ternyata adalah pembersihan karang gigi. Oalah…kalau
itu saya tahu. Ternyata bahasa kedokteranny scalling to, pikir saya.
Tetapi, melihat ekspresi Rafi, saya merasa aneh. Artis kok agak takut ya?
Hehehe … Padahal, saya dulu pertama kali melakukan kegiatan itu malah enggak
takut sama sekali.
Alhamdulliah saya sudah sering melakukan scalling ke dokter
gigi di kota tempat tinggal saya, rutin enam bulan sekali. Saya sudah mulai
memeriksakan gigi saya semenjak tahun 2009 kalau tidak salah.
Saat itu
Saya datang ke dokter gigi sekitar pukul empat lebih karena klinik
buka pada pukul lima. Spesialis dokter gigi yang bernama Drg. Asrofi. Saat itu, saya sudah
diwanti-wanti oleh adik untuk datang ke dokter in time karena bisa
mengantri panjang. Dan Alhamdulillah saya datang awal, namun sudah ada yang
lebih awal lagi. Sambil menunggu, saya mengamati ruang tunggu yang nyaman, ada
Koran, TV berlayar LCD, WC dan mushola yang bersih. Setelah dipanggil
berdasarkan nomor urut antri, saya mendapat giliran periksa. Di ruangan agak
luas itu, saya disambut oleh dokter cantik, masih muda, berjilbab dan modis.
Oh, ternyata ini toh dokternya, batin saya.
Kata adik, yang melayani sebelum malam itu drg Vera, saya taksir,
kira-kira 35an, itu istrinya dokter Asrofi. Cantik benget, berdandan dan pakai high
heels. Rapi, ramah dan welcome banget. Saya disuruh mengisi formulir
dan menyerahkan foto copy kartu Jamsostek. Oh ya, saya belum cerita,
saya memakai kartu Jamsostek agar bisa gratis. Kartu ini dikeluarkan oleh
tempat dimana teman-teman bekerja, setiap bulan, gaji dipotong untuk membayar
kartu ini, semacam asuransi kesehatan gitu. Kalau di tempat saya bekerja ini,
kita bisa memilih dua dokter untuk dicantumkan di kartu pengobatan (ada dua
kartu, yang satu kartu jamsostek, dan kartu pengobatan yang disitu ada nama
dokter umum dan giginya). Jadi kalau mau berobat, agar gratis, pakai kartu ini
dan sesuai dengan nama dokter yang bersangkutan. Kalau sekarang sudah berubah
menjadi kartu BPJS.
Pertama-tama saya tidur setengah telentang di alat yang dinamakan
dental gigi, yaitu suatu alat yang dipakai oleh
dokter gigi untuk membantu pemeriksaan dan kemudian menentukan terapi apa yang
dapat diberikan kepada pasien. Secara umum untuk membantu perawatan gigi dan
mulut (pengeboran, penambalan, pembersihan, dan pemeriksaan). Seperti kursi kursi yang sudah disetting sedemikian rupa bisa dinaik turunkan.
Diatasnya ada lampu untuk melihat gigi. Sebelahnya ada tempat buang kumur-kumur, juga ada tisu,
karan air unik yang menyatu dengan alat itu. Setelah tidur setengah telentang,
lampu diarahakan ke mulut yang terbuka, dokter dengan masker, sarung tangan dan
alat-alatnya mulai eksekusi, alat-alat itu yang namanya scaller terdiri dari: hoe scaller :
alat yang berbentuk seperti cangkul kecil, untuk membersihkan sub atau supra
ginggiva kalkulus. sikle scaller : alat yang berbentuk seperi bulan
sabit, untuk membersihkan kalkulus pada ruang interdental. wing set scaller :
alat yang berbentuk seperti sayap, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva
kalkulus. curret scaller : alat yang bentuk seperti sendok, untuk
mengambil jaringan lunak, cementum,dan sub ginggiva kalkulus pada saku gusi. file
scaller : alat yang berbentuk seperti kikir, untuk membersihkan sub
atau supra ginggiva kalkulus. chisel scaller : alat yang berbentu
seperti pahat, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. Tahap kerja
scalling: dokter mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, mencuci
bersih tangan, mengenakan sarung tangan, masker (alat perlindungan diri).
Dokter mulai memeriksa karang gigi yang ada pada permukaan gigi. lalu bersihkan
karang gigi menggunakan scaller manual ataupun scaller elektronik. Karang gigi melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di
bersihkan dengan scaller, atau alat ekstraktor oleh dokter gigi. Warna karang
gigi mula-mula kuning, lama-kelamaan dapat berwarna coklat atau kehitaman
sesuai dengan kebiasaan seperti merokok atau minum kopi. Setelah proses scalling
ini, gigi terasa ringan.
Enggak sakit kok pas proses
pengangkatan karang giginya. Namun, ada beerapa orang yang merasakan linu-linu,
namun saya tidak. Prosesnya seperti
dibor (hahaha, bahasanya serem ya) tapi g sakit, hanya bunyinya g
nguatin, seperti tukang batu mecahin keramik. Krikkkkkkkkkkk, persis kayak
gergaji mesin itu. Kalau karang giginya tebal, maka akan mengeluarkan darah,
tenang, pas kita “dibor” itu, alatnya mengelurakan cairan yang mengurangi
sakit, kata dokternya itu air biasa. Kita akan selalu berkumur ketika membersihkan
itu.
Untuk biaya, bagi pengguna jamsostek tidak membayar. Tapi untuk
orang umum, sekitar 100.000 untuk semua yaitu gigi atas dan bawah. Oh ya, maaf,
setiap daerah berbeda tergantung dokter giginya dan tentu saja kota besar atau
tidak. Jadi tidak bisa dipukul rata
Hore!! sempat mau jingkrak-jingkrak karena saking senangnya, karang
giginya ilang, jadi pengen senyum. Ngaca beneran tuh setelah dibersihin di kaca
motor. Bener2 bersih banget. Jadi pede senyum, ketawa-ketiwi.
Karang gigi atau "kalkulus gigi" terbuat
dari plak dan zat kapur yang berada di air liur. Plak sendiri terdiri
dari lapisan bening di gigi ( perikel ) dan kuman. Karang gigi ini disebabkan
oleh sisa-sisa makanan yang menempel di gigi dan cara menyikat gigi yang tidak
benar sehingga sisa makanan masih tertinggal. Jika hal ini dibiarkan, maka akan
menumpuk menjadi karang gigi dan akan merusak gigi sehingga akan membuat gigi
menjadi keropos, berlubang, karies dan sakit gigi. Karang gigi dapat
menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak,
gusi berdarah terutama saat menyikat
gigi, dan halitosis (bau mulut). Ihhhh, syerem. Jadi nih
teman-teman, jangan sepelekan sisa makanan yang ada di dalam mulut kita, selain
itu, karang gigi juga menyebabkan bau dan yang ini nih, bikin kita g pede pas
senyum, aduh, cantik-cantik, ganteng-ganteng, pas senyum banyak karang giginya,
bisa-bisa bikin ilfeel.
Marai pengen mbaa. Tapi sih larang hahaha
BalasHapus