Senin, 29 Februari 2016

Oleh-oleh dari Drs. H. Syafaruddin Alwi, MS

“Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku” (Thoha:114)
Beliau sudah terlihat sepuh, namun tetap energik, sehat dan pintar. Saya membayangkan, Ini menjadi topik yang menarik antara saya dan zahro yang duduk disamping kiri saya. Kami dari alumni sekolah yang sama, ditambah dari organisasi kampus yang sama pula, sehingga membuat kami cepat akrab dan nyambung. Bayangkan, beliau yang sudah berumur hampir tujuh puluh tahun masih kelihatan bugar, coba kita bandingkan dengan orang-orang disekitar kita, terutama yang berasal dari lingkungan yang mohon maaf, kurang, maka umur 70 sudah terlihat lemah, tua dan kurang sehat. Saya yakin, usia seseorang bisa terlihat lebih muda karena rajin berolahraga, makan makanan yang bergizi dan seimbang, pikiran yang senantiasa berpikir positif, batin yang tenang, kecukupan materi dan yang terakhir adalah bahagia.
Ok. Salah satu dosen UII Prodi Ekonomi ini, menyampaikan tentang komunikasi managemen keorganisasian. Beliau bertanya kepada kami sesuatu yang menarik. Apa perbedaan antara komunikasi dan dakwah. Beragam jawaban dari kami. mulai dari, dakwah itu mengandung nilai-nilai agama, mengandung nilai kebaikan, mengandung ajakan, seruan dan lain sebagainya. namun beliau membarikan kesimpulan bahwa yaitu dakwah itu memiliki tujuan. Dalam sebuah kelas, seminar, workshop, atau apapun namanya ada yang beberapa tipe orang menurut beliau:
1.   Peserta, yaitu orang yang hanya mengikuti, menghadiri tanpa terlibat aktif dalam diskusi. Tipe ini, hanya sebagai pendengar saja.
2.   Partisipan, yaitu tingkatan yang lebih tinggi dari peserta, dia aktif bertanya, memberikan respon, kritik, saran. Intinya nih, bukan hanya mendengarkan namun menjadi peserta yang aktif dalam diskusi.
3.   Dan yang terakhir adalah pembelajar. Ini tingkatan yang lebih tinggi dari dua diatas. Orang dibagian ini berusaha mencari bahan-bahan, referensi-referensi tambahan dari ilmu yang dia dapatkan, mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau saya sebagai mahasiswa, seharusnya saya harus berada di tahap ini. Kadang-kadang saya menyadari sesadar-sadarnya, saya baru pada tahap partisipan, bahkan peserta. Kemampuan untuk mendengarkan, bertanya dan menganalisis sebuah problem, itu diperlukan, bukan hanya dalam berorganisasi, namun dalam kehidupan kita pribadi.
Finally, it all came back to us . Select which one?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar