Judul : Ayat-Ayat Cinta 2
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit :
Republika Penerbit (PT Pustaka Abdi Bangsa)
Editor
:Syahruddin El-Fikri dan Triana Rahmawati
Tahun Terbit :
November 2015 (Cetakan Pertama)
Tebal : 697
Halaman
Harga: Rp. 76.000
Kisah Fahri yang sebelumnya berada
di Mesir bersama dengan istrinya, Aisha, kini tinggal di Edinburgh, tanpa Aisha. Fahri
berprofesi sebagai seorang dosen yang cerdas, pintar, Islami dan nyaris
sempurna. Namun kesempurnaan sifatnya, tentu saja ada yang tidak suka. Di kawasan bernama Stoneyhill Grove,
inilah Fahri tinggal bersama dengan paman Hulusi, asisten rumah tangga
sekaligus sopir pribadinya, yang berasal Turki. Bertetangga dengan wanita
bernama Brenda, nenek Catarina yang beragama Yahudi, Nyonya Janet yang tinggal
dengan kedua anaknya, Keira dan Jason. Dia dibenci para tetangganya karena muslim.
Mereka menganggap, muslim itu sadis, kejam dan harus dimusnahkan. Disinilah
Fahri memerankan dakwahnya, menjadi agen muslim yang baik, bertoleransi tinggi
dan berakhlakul karimah. Selain
sebagai seorang dosen, Fahri juga menulis di jurnal internasional, menjadi
pembimbing mahasiswa, mengisi kajian, juga mengelola bisnisnya yang bertambah
besar. Selain bisnis minimarket, resto, Fahri juga mengelola butik AFO
dibantu oleh asisten-asisten kepercayaannya. Bagaimana perasaan Fahri yang
ditinggal sang istri, ancaman, teror, perdebatan tentang Islam, serta sepak
terjangnya sebagai seorang muslim. Tanpa istri tercinta. Lalu dimana Aisha? Apa
yang terjadi dengan Aisha? Siapa Yasmin, Heba, Hulya dan Juga Sabina? Apakah
Fahri akan menikah dengan salah satu gadis itu setelah kehilangan Aisha
cintanya?
-
Ayat-ayat cinta 2 adalah sekuel
karya dari novel AAC yang terbit pada tahun 2006. AAC yang merupakan novel best seller dan telah dibuat filmya merupakan
tulisan yang fenomenal. Mengangkat tema poligami, model pernikahan dengan
ta’aruf yang saat itu belum booming.
Novel ini mengobati kerinduan pembaca akan sosok Fahri yang sempurna. Terutama
bagi yang belum menikah.Tokoh Fahri dalam cerita ini digambarkan masih sama
seperti dahulu, ketika masih berada di Mesir. Bedanya, dia tanpa Aisha. Sekuel
AAC 2 ini menceritakan tentang kisah cinta yang sangat mendalam sepasang suami
istri, kehilangan cinta, namun tidak melupakan cintanya kepada Allah. Ada
beberapa hal yang bisa menjadikan novel ini berpotensi untuk menjadi novel best seller, selain jaminan nama Kang Abik yang
terkenal dengan kualitasnya. Menurut Muhammad Faudzil Adzim dalam buku
"Dunia Kata", meliputi 4 E
1. Entertain
Entertain disini adalah unik dan menghibur. Novel ini tidak berat menurut
saya. Saya tidak mau lepas membuka lembar demi lembar halaman novel. Penasaran.
Ceritanya tidak sembarangan, dilengkapi dengan argumen-argumen yang rasional
dan kritis. Ada yang menonjol dan berbeda. Karakter tokoh utamanya kuat. Fahri
yang cerdas, pintar, islami dan nyaris sempurna. Sementara paman Hulusi yang
pemarah namun mudah tersentuh oleh kebenaran.
2. Escape
Ada sesuatu celah yang mengeluarkan
dari permasalahan sehari-hari. Tidak membuat pusing. Bisa memberikan solusi.
Dalam novel ini, benar-benar sesuai dengan jargonnya, novel pembangun jiwa.
Salah satu yang bisa saya contoh adalah kekonsistenan Fahri terhadap jadwal
yang ditetapkan, ketegasannya, dan juga ketepatan waktu.
3. Estetik
Tidak perlu diragukan lagi. Kang
Abik, demikian beliau akrab disapa. Jago sekali dalam masalah ini. Ketika di
AAC yang pertama, saya seakan dibawa ke Mesir, Alexandria, flat-flat, merasakan
panasnya suhu di Mesir kala itu. Seperti juga disini. Serasa di Britania Raya.
4. Educative
Mendidik namun tidak menggurui. Ini
juga merupakan kelebihan dari Kang Abik. Beliau
selalu menyelipkan ilmu-ilmu berdasarkan pengetahuannya terhadap Islam tanpa
mengganggu dari konten cerita. Saya nyaman sekali membaca penjelasan-penjelasan
Islam yang disampaikan oleh Fahri dan analisisnya. Disini kita juga melihat,
sama dengan tulisan-tulisan Kang Abik yang lain bahwa beliau selalu menggunakan
referensi yang pas. Hal ini menambah pengetahuan saya. Pengetahuan tentang
bangsa amalek, dialog dalam bahasa lain, juga doa-doa. Satu lagi yang tidak
kalah pentingnya. Jika AAC 1 timingnya adalah poligami dan taaruf yang masih
tabu. Maka AAC 2 ini adalah Islamofobia. Fahri sebagai agen muslim yang baik,
bagaimana bersikap terhadap non muslim khususnya.
Selain itu, testimoni dari
orang-orang yang telah membaca buku ini, menambah penasaran isi buku.
Terlepas dari kelebihan novel ini,
ada tiga hal yang menjadi kekurangan.
1. Tokoh Fahri yang menurut saya amat
sangat sempurna bagai malaikat.
2. Ketika debat di
Oxford maupun di Edinburgh, seharusnya porsinya sama antara Fahri dan
lawan-lawannya.
3. Pada bab awal,
membaca novel ini, saya membayangkan tokoh Fedi Nuril yang menjadi
Fahri.Begitupun dengan teman saya yang lain. Sehinngga agak mengganggu.
Terlepas dari kekurangannya, novel
ini recommended untuk dijadikan motivasi. Motivasi
dibalut kisah, yang seperti dalam alam nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar