Jumat, 10 Maret 2017

Diary Opin (part 1)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hey teman-teman ulufi, gimana kabarnya? Semoga sehat ya, dan terus Istiqomah dalam menjalani kehidupan ini. Okeeee.....lanjut, kali ini saya akan membuat tulisan. Judulnya Diary Opin. Bukan berarti ini tulisan tentang diri saya. Bukaaannnn. Hiks. Inspirasinya dari manapun, dan, siap-siap aja yah, bisa jadi, kamu masuk dalam deretan inspirasi saya selanjutnya. Selamat membaca Diary Opin part 1.
Kalaupun ada kritik dan saran, silahkan hubungi saya di alamat email ulufikhasanah88@gmail.com, bisa koment dibawahnya, lewat fb Ulufi Khasanah Hashim, dan twitter Ulveekha.

Diary Opin (part 1)
Lagi-lagi si opin bingung dengan keinginannya sendiri. Beberapa bulan ini, keinginan pindah dari kos yang lama semakin membuncah saja. Ibarat air lepas dari bendungan. Meluber kemana-mana. beberapa alasan pindah kos yang menurutnya perlu dianalisis dengan berbagai macam pendekatan.
1.    Karena kos yang lama lebih mahal
2.   Kos lama terlalu banyak orang yang dikenal, maksudnya teman akrab, jadi khawatir waktu yang seharusnya buat sesuatu yang bermanfaat menjadi sebaliknya
3.   Teman-teman yang lain , walaupun mereka senang menyapa, tetapi menurut pandangan si opin kurang terbuka. Rasa akrab kurang terjalin. Padahal, opin orang yang tidak bisa diam dengan keadaaan
Akhirnya didapatkan kos yang lumayan jauh dari kampus, murah dan ada beragam kelebihan yang tidak dimiliki pada kos yang lama. Namun dia masih bingung dengan pilihannya. Beberapa kriteria yang disyaratkan oleh si opin adalah:
1.    Ada kulkasnya. Alasan pertama yang g masuk akal menurut teman-teman opin, tetapi dia bersikeras bahwa syarat ini mesti mutlak ada dan harus nomor satu, tidak boleh tidak. Alasannya sepele. Opin suka masak dan sering menimbun banyak makanan. Ketahuan kan? Kalau Opin suka makan?
2.   Dekat dengan masjid. Syarat ini juga mutlak adanya karena Opin menyukai sholat berjamaah. Dia berharap, dengan sholat berjamaah, bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Selain itu, menjaga wasiat dari pak kyainya agar selalu berjamaah. Mantap!!
3.   Bayarnya bisa tiap bulan. Ini juga sayarat yang harus ada. Opin tidak tega jika harus meminta uang kepada ortu dengan jumlah yang lumayan kecuali biaya kuliah. Jadi, untuk menghemat, dia memilih pembayaran dengan sistem bulanan. Supaya lebih mudah. Selain itu, bayar satu tahun atau tiap bulan sama saja.
4.   Ada dapur untuk memasak karena Opin lebih suka memasak sendiri.
Bagaimana strategi Opin menyelesaikan masalah ini?
1.    Berdoa. Opin ingat kata seorang Ustadz Yusuf Mansyur bahwa ketika ketika memiliki masalah, maka yang pertama kali dihubungi adalah Allah. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Berbekal hal inilah Opin menyusun langkah-langkah berikutnya.
2.   Tulis kriteria apa yang diinginkan di selembar kertas dan doain itu kertas ketika habis shalat.
3.   Bertanya pada teman-teman satu kelas, seangkatan, kakak tingkat, teman organisasi sampai pada teman yang baru dikenalnya. Hemmm….hebat!
4.   Mencari beasiswa atau info-info yang menyediakan asrama gratis.
5.   Meminta dukungan dan doa dari orang tua, sahabat dan teman dekat.

 Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar