Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hey teman-teman
ulufi, gimana kabarnya? Semoga sehat ya, dan terus Istiqomah dalam menjalani
kehidupan ini. Okeeee.....lanjut, kali ini saya akan membuat tulisan. Judulnya Diary
Opin. Bukan berarti ini tulisan tentang diri saya. Bukaaannnn. Hiks. Inspirasinya
dari manapun, dan, siap-siap aja yah, bisa jadi, kamu masuk dalam deretan
inspirasi saya selanjutnya. Selamat membaca Diary Opin part 1.
Kalaupun ada kritik dan saran, silahkan hubungi saya di
alamat email ulufikhasanah88@gmail.com,
bisa koment dibawahnya, lewat fb Ulufi Khasanah Hashim, dan twitter Ulveekha.
Diary Opin (part 1)
Lagi-lagi
si opin bingung dengan keinginannya sendiri. Beberapa bulan ini, keinginan
pindah dari kos yang lama semakin membuncah saja. Ibarat air lepas dari
bendungan. Meluber kemana-mana.
beberapa alasan pindah kos yang menurutnya perlu dianalisis dengan berbagai
macam pendekatan.
1.
Karena kos yang lama lebih mahal
2.
Kos lama terlalu banyak orang yang dikenal,
maksudnya teman akrab, jadi khawatir waktu yang seharusnya buat sesuatu yang
bermanfaat menjadi sebaliknya
3.
Teman-teman yang lain , walaupun mereka senang
menyapa, tetapi menurut pandangan si opin kurang terbuka. Rasa akrab kurang
terjalin. Padahal, opin orang yang tidak bisa diam dengan keadaaan
Akhirnya
didapatkan kos yang lumayan jauh dari kampus, murah dan ada beragam kelebihan
yang tidak dimiliki pada kos yang lama. Namun dia masih bingung dengan
pilihannya. Beberapa kriteria yang disyaratkan oleh si opin adalah:
1.
Ada kulkasnya. Alasan pertama yang g masuk akal
menurut teman-teman opin, tetapi dia bersikeras bahwa syarat ini mesti mutlak
ada dan harus nomor satu, tidak boleh tidak. Alasannya sepele. Opin suka masak
dan sering menimbun banyak makanan. Ketahuan kan? Kalau Opin suka makan?
2.
Dekat dengan masjid. Syarat ini juga mutlak adanya
karena Opin
menyukai sholat berjamaah. Dia berharap, dengan sholat berjamaah, bisa
berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Selain itu, menjaga wasiat dari pak
kyainya agar selalu berjamaah. Mantap!!
3.
Bayarnya bisa tiap bulan. Ini juga sayarat yang
harus ada. Opin tidak tega jika harus meminta uang kepada ortu dengan jumlah
yang lumayan kecuali biaya kuliah. Jadi, untuk menghemat, dia memilih
pembayaran dengan sistem bulanan. Supaya lebih mudah. Selain itu, bayar satu
tahun atau tiap bulan sama saja.
4.
Ada dapur untuk memasak karena Opin lebih suka memasak sendiri.
Bagaimana
strategi Opin
menyelesaikan masalah ini?
1.
Berdoa. Opin ingat kata seorang Ustadz Yusuf
Mansyur bahwa ketika ketika memiliki masalah, maka yang pertama kali dihubungi
adalah Allah. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Berbekal hal inilah Opin menyusun langkah-langkah berikutnya.
2.
Tulis kriteria apa yang diinginkan di selembar
kertas dan doain itu kertas ketika habis shalat.
3.
Bertanya pada teman-teman satu kelas, seangkatan,
kakak tingkat, teman organisasi sampai pada teman yang baru dikenalnya.
Hemmm….hebat!
4.
Mencari beasiswa atau info-info yang menyediakan
asrama gratis.
5.
Meminta dukungan dan doa dari orang tua, sahabat
dan teman dekat.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar