Sabtu, 31 Desember 2016

Teman

Saya pernah bertemu dengan salah seorang teman yang menurut saya patut dijadikan contoh. Saat itu, teman saya, A ingin pinjam cas-casan untuk mengecas HP. Tetapi A tidak mendapatkannya. Padahal darurat banget. Nah, disitu dilemanya. HP nya sudah benar-benar off.  Di dalam sebuah kresek berwarna ungu, tersembul sebuah cas casan yang satu merk dengan punya  A. “Ini punya siapa ya?” kata A
“Gak tahu mbak” kata B
“Udah pake aja” kata teman yang lain
“Waduh, kok g ada yang punya” batin A
Tiba-tiba salah seorang teman, C berkata (saya sudah modifikasi, namun intinya bahwa barang ini tidak boleh dipakai karena tidak ada yang punya)
“Ini ghosob lho, makruh, gak ada yang punya, bisa-bisa 1 tahun baru bisa halalnya”
Ghosob adalah meminjam barang tetapi orang yang punya tidak tahu, walaupun barang itu tetap dikembalikan.
A seperti diingatkan, “Ihhhh, syerem amat. Gak boleh , itu barang gak ada yang punya” suara hatinya
Langsung deh, itu pikiran kemana-mana, “Nanti sholatku gimana? Nanti doa-doaku? Lha, kalau satu tahun ibadah dan macem-macemnya g diterima? Haduh?” wah, jadi teringat banyak banget. Alhamdulillah, A tidak jadi memakainya.
Hemmm, enak ya punya teman-teman yang sholeh dan sholihah, banyak diingatkan ketika kita akan melakukan kesalahan. Dalam syair tombo ati, ada syair yang mengatakan bahwa “wong kang sholeh kumpulono” artinya bahwa orang-orang sholeh, didekati, dijadikan teman.
Buat apa? Agar ada yang mengingatkan, mengontrol perbuatan kita ketika akan jatuh. So, lihat sekeliling kita, apakah teman-teman kita orang yang sholeh dan sholihah? Mengingatkan kita ketika salah? Atau malah mendukung kita melakukan kejelekan?
Teman yang baik tidak akan membuat teman yang lainnya celaka. Instropeksi, jika teman-teman kita semakin menjauhkan dari Sang Pencipta.
Selamat pagi, selamat beraktivitas!!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar