Saya pernah
bertemu dengan salah seorang teman yang menurut saya patut dijadikan contoh.
Saat itu, teman saya, A ingin pinjam cas-casan untuk mengecas HP. Tetapi A
tidak mendapatkannya. Padahal darurat banget. Nah, disitu dilemanya. HP nya
sudah benar-benar off. Di dalam sebuah
kresek berwarna ungu, tersembul sebuah cas casan yang satu merk dengan
punya A. “Ini punya siapa ya?” kata A
“Gak tahu mbak”
kata B
“Udah pake aja”
kata teman yang lain
“Waduh, kok g
ada yang punya” batin A
Tiba-tiba salah
seorang teman, C berkata (saya sudah modifikasi, namun intinya bahwa barang ini
tidak boleh dipakai karena tidak ada yang punya)
“Ini ghosob
lho, makruh, gak ada yang punya, bisa-bisa 1 tahun baru bisa halalnya”
Ghosob adalah
meminjam barang tetapi orang yang punya tidak tahu, walaupun barang itu tetap
dikembalikan.
A seperti
diingatkan, “Ihhhh, syerem amat. Gak boleh , itu barang gak ada yang punya”
suara hatinya
Langsung deh,
itu pikiran kemana-mana, “Nanti sholatku gimana? Nanti doa-doaku? Lha, kalau
satu tahun ibadah dan macem-macemnya g diterima? Haduh?” wah, jadi teringat
banyak banget. Alhamdulillah, A tidak jadi memakainya.
Hemmm, enak ya
punya teman-teman yang sholeh dan sholihah, banyak diingatkan ketika kita akan
melakukan kesalahan. Dalam syair tombo ati, ada syair yang mengatakan bahwa “wong
kang sholeh kumpulono” artinya bahwa orang-orang sholeh, didekati,
dijadikan teman.
Buat apa? Agar
ada yang mengingatkan, mengontrol perbuatan kita ketika akan jatuh. So, lihat
sekeliling kita, apakah teman-teman kita orang yang sholeh dan sholihah?
Mengingatkan kita ketika salah? Atau malah mendukung kita melakukan kejelekan?
Teman yang baik
tidak akan membuat teman yang lainnya celaka. Instropeksi, jika teman-teman kita
semakin menjauhkan dari Sang Pencipta.
Selamat pagi,
selamat beraktivitas!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar