Jumat, 30 Desember 2016

Membawa Anak Sholat di Masjid

Gambar dari Mbah Google
Bolehkah Membawa Anak Kecil di Masjid?
Mau nulis mulai dari mana ya. Bingung. Asli. Pernah lihat anak kecil sholat di masjid bersama orang tuanya kemudian mengganggu jamaah yang lain? Atau anak kecil yang walaupun masih kecil tetap anteng berjamaah di shof walaupun sholatnya belum bener, masih tengok kanan dan kiri, berbicara dengan berbisik dengan temannya?  Atau pernah juga lihat anak kecil cekikikan, cerita seru saat sholat berlangsung? Hihhihhihhi, jangan-jangan teman-teman pernah melakukannya malah. Saya dulu pernah, bahkan lari-lari. Hehehehhe.
Bagaimana sikap kita seharusnya?
Saya pernah, ketika itu sholat dhuhur berjamaah. Seorang anak kecil laki-laki berusia belum genap tiga tahun ikut sholat bersama ibunya. Anak ini menurut saya aktif banget. Pertama sih anteng, Cuma jalan-jalan di depan orang yang sedang sholat (saya bilang anteng) soanya ada yang lebih heboh lagi. Beberapa hari yang lalu, dia menggeser-geser pembatas sholat laki-laki dengan perempuan. Sehabis itu, ini nih yang menurut saya serem. Sampai saya dua atau tiga kali batal sholat. Pertama-tama dia menarik mukena saya. Pertama sih ringan, pelan, lama-lama kok semakin agresif. Sambil ketawa-ketawa gitu. “Please dek, kakak lagi sholat” bisikku. Akhirnya saya batalin itu sholat kemudian memberikan pengertian dengan bahasa yang mudah dipahami dan berusaha gak merengut dan suara yang pelan takut mengganggu yang lain. “Adik, jangan narik-narik ya, g boleh itu” kata saya lembut dan pelan. Eh, itu adiknya malah ketawa-ketawa. Akhirnya aku mulai sholat lagi. Bukan hanya itu, itu anak bersuara-bersuara kenceng juga. Dan...yang terakhir, itu anak mulai berulah dengan mukena saya. Dia narik mukena atas sampai sudah hampir lepas. Saya panik “Ya Allah, jangan sampai lepas, saya tidak memakai jilbab daleman, saya juga pakai pakaian pendek, Ya Allah, jangan sampai lepas, kalau lepas, kelihatanlah rambut saya, jangan Ya Allah, jangan”. Alhamdulillah di detik-detik terakhir itu, ibunya membatalkan sholat dan mengambil alih si anak. Padahal itu adalah rakaat terakhir. Saya juga mendapatkan rakaat terakhir, itu saja dimulai dari rukuk.
Sang ibu, akhirnya membawa anaknya keluar masjid. Anaknya nggak mau, dan malah nangis. Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Dan....maghrib ini, sang anak membuat ulah lagi. Dia menarik seorang nenek-nenek sampai nanek itu jatuh. Ya Allah.... gemes juga itu sama anak. Heheehhehehhehe.....
Akhirnya, si nenek yang telah ditarik sampai jatuh itu, “misuh-misuh”  bahasanya marah-marah sehabis sholat. Soalnya, saat itu sudah rakaat terakhir. Sayang kan, udah jauh-jauh datang ke masjid, jalan kaki hanya untuk sholat berjamaah, malah g jadi. Tapi insya Allah diganti Allah ya, Nek. Amin. Inti dari marahnya itu adalah “Sholatnya itu gantian, dua-duanyanya di masjid semua”
Jadi gini teman, saat itu, sang anak pergi ke masjid bersama dengan ibu, nenek dan kakeknya. Tapi sang anak itu selalu di shof perempuan. Dan maksud dari nenek tadi adalah bahwa seharusnya, sholatnya itu gantian, buat jagain anaknya, soalnya anaknya sering mengganggu ketika sholat. Saya saja, dalam sholat itu berdoa.
“Ya Allah, jangan sampai diganggu adik itu” tapi dia tetap menggangu saya. Menepuk depan belakang saya, tidur diantara shof aku dan sebelahnya. Hadehhhhh....
Sebenarnya, yang saya tahu, anak-anak itu boleh dibawa ke masjid dengan tujuan untuk mengenalkan ibadah sholat kepada sang anak, mengajarkan banyak hal kepada anak, mulai dari sosialisasi, disiplin, menghargai orang lain sampai melatih anak untuk taat kepada Tuhannya.
Namun tujuan mulia itu, dibarengi dengan pengertian kepada si anak agar tidak ribut dan mengganggu orang lain. Kalau anak sudah mulai tidak bisa diatur, malah nangis, mending dibawa pulang. Takut mengganggu orang lain. Begitu mungkin. Wallahu’alam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar