Gambar dari Mbah Google
Bolehkah Membawa
Anak Kecil di Masjid?
Mau nulis mulai
dari mana ya. Bingung. Asli. Pernah lihat anak kecil sholat di masjid bersama
orang tuanya kemudian mengganggu jamaah yang lain? Atau anak kecil yang
walaupun masih kecil tetap anteng berjamaah di shof walaupun sholatnya belum
bener, masih tengok kanan dan kiri, berbicara dengan berbisik dengan temannya? Atau pernah juga lihat anak kecil cekikikan,
cerita seru saat sholat berlangsung? Hihhihhihhi, jangan-jangan teman-teman
pernah melakukannya malah. Saya dulu pernah, bahkan lari-lari. Hehehehhe.
Bagaimana sikap
kita seharusnya?
Saya pernah,
ketika itu sholat dhuhur berjamaah. Seorang anak kecil laki-laki berusia belum
genap tiga tahun ikut sholat bersama ibunya. Anak ini menurut saya aktif
banget. Pertama sih anteng, Cuma jalan-jalan di depan orang yang sedang sholat
(saya bilang anteng) soanya ada yang lebih heboh lagi. Beberapa hari yang lalu,
dia menggeser-geser pembatas sholat laki-laki dengan perempuan. Sehabis itu,
ini nih yang menurut saya serem. Sampai saya dua atau tiga kali batal sholat. Pertama-tama
dia menarik mukena saya. Pertama sih ringan, pelan, lama-lama kok semakin
agresif. Sambil ketawa-ketawa gitu. “Please dek, kakak lagi sholat” bisikku. Akhirnya
saya batalin itu sholat kemudian memberikan pengertian dengan bahasa yang mudah
dipahami dan berusaha gak merengut dan suara yang pelan takut mengganggu
yang lain. “Adik, jangan narik-narik ya, g boleh itu” kata saya lembut dan
pelan. Eh, itu adiknya malah ketawa-ketawa. Akhirnya aku mulai sholat lagi. Bukan
hanya itu, itu anak bersuara-bersuara kenceng juga. Dan...yang terakhir, itu
anak mulai berulah dengan mukena saya. Dia narik mukena atas sampai sudah
hampir lepas. Saya panik “Ya Allah, jangan sampai lepas, saya tidak memakai
jilbab daleman, saya juga pakai pakaian pendek, Ya Allah, jangan sampai lepas,
kalau lepas, kelihatanlah rambut saya, jangan Ya Allah, jangan”. Alhamdulillah
di detik-detik terakhir itu, ibunya membatalkan sholat dan mengambil alih si
anak. Padahal itu adalah rakaat terakhir. Saya juga mendapatkan rakaat
terakhir, itu saja dimulai dari rukuk.
Sang ibu,
akhirnya membawa anaknya keluar masjid. Anaknya nggak mau, dan malah nangis. Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Dan....maghrib
ini, sang anak membuat ulah lagi. Dia menarik seorang nenek-nenek sampai nanek
itu jatuh. Ya Allah.... gemes juga itu sama anak. Heheehhehehhehe.....
Akhirnya, si
nenek yang telah ditarik sampai jatuh itu, “misuh-misuh” bahasanya marah-marah sehabis sholat. Soalnya,
saat itu sudah rakaat terakhir. Sayang kan, udah jauh-jauh datang ke masjid,
jalan kaki hanya untuk sholat berjamaah, malah g jadi. Tapi insya Allah diganti
Allah ya, Nek. Amin. Inti dari marahnya itu adalah “Sholatnya itu gantian, dua-duanyanya
di masjid semua”
Jadi gini teman,
saat itu, sang anak pergi ke masjid bersama dengan ibu, nenek dan kakeknya. Tapi
sang anak itu selalu di shof perempuan. Dan maksud dari nenek tadi adalah bahwa
seharusnya, sholatnya itu gantian, buat jagain anaknya, soalnya anaknya sering
mengganggu ketika sholat. Saya saja, dalam sholat itu berdoa.
“Ya Allah,
jangan sampai diganggu adik itu” tapi dia tetap menggangu saya. Menepuk depan belakang
saya, tidur diantara shof aku dan sebelahnya. Hadehhhhh....
Sebenarnya, yang
saya tahu, anak-anak itu boleh dibawa ke masjid dengan tujuan untuk mengenalkan
ibadah sholat kepada sang anak, mengajarkan banyak hal kepada anak, mulai dari
sosialisasi, disiplin, menghargai orang lain sampai melatih anak untuk taat
kepada Tuhannya.
Namun tujuan
mulia itu, dibarengi dengan pengertian kepada si anak agar tidak ribut dan
mengganggu orang lain. Kalau anak sudah mulai tidak bisa diatur, malah nangis, mending
dibawa pulang. Takut mengganggu orang lain. Begitu mungkin. Wallahu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar