Kamis, 22 September 2016

G Usah Malu

Sesuai dengan salah satu janji saya bahwa akan menuliskan cerita ini. Saat itu sedang makul Psikologi Konseling, salah seorang teman bertanya tentang satu hal, namun saya lupa, tetapi masalah itu merembet ke masalah orang tua.
Biasanya, orang tua itu senang jika anak yang dibesarkan, dibiayai dengan sepenuh hati memberikan imbal balik (bukan berarti mengganti apa yang mereka lakukan ya). Karena, sebanyak apapun kita membalas jasa orang tua, tidak akan bisa kita lakukan. Yang bisa kita lakukan adalah memperlakukan, membalas mereka dengan baik, menghormati, menghargai, memberikan sesuatu yang membuat mereka bangga memiliki kita.
Back to topic, pertanyaan itu berkaitan dengan orang tua “Bagaimana berbuat baik kepada orang tua, sedangkan kita masih minta uang kuliah, karena kadang-kadang, orang tua itu tidak mau mengerti apa yang kita inginkan” (waduh, kita yang g mau ngerti atau kita ngeyel?) hehehehe….
Nah, pertanyaannya berat kan?
Ok well, saya suka apa yang disampaikan oleh salah seorang teman sebut saja namanya A, yang menurut saya makjleb banget. Yaitu tentang membantu orang tua. Biasa nih, anak kuliah, kadang waktu pulkam, kadang g ada kerjaan. Makanya, pada saat pulkam inilah teman saya ini memanfaatkan waktunya untuk membantu orang tuanya. Selain dapat pahala, bisa juga sarana untuk mempererat hubungan dengan orang tua, dan ini nih yang agaknya paling penting. Selama ini, kita sering meminta uang kepada orang tua, ini sebagai salah satu meringankan pekerjaan orang tua kan? Selain itu, kadang-kadang, kita memiliki keinginan (misal meminta uang lebih banyak lagi dari biasanya). Nah, dengan membantu orang tua, maka secara otomatis, orang tua akan senang dan bangga, bisa jadi dalam hatinya akan berkata
“Wah, anakku mau bantu-bantu aku ya, g malu untuk ke sawah, ladang. Kasihan kalau misalnya tidak dikasih uang yang lebih banyak. Apalagi minggu kemarin dia minta uang lebih banyak”
Nah, kalau udah kayak gini, udah bikin orang tua senang, dijamin deh, minta apa saja diturutin. Tentunya minta yang baik-baik ya….
Apa yang dilakukan oleh A ini?
Dia tidak malu, risih, gengsi untuk melakukan pekerjaan ke sawah, ke ladang, mencangkul, menyabit. Mengapa saya katakan seperti itu? Karena tidak banyak anak-anak, yang sudah kuliah, SMA, malu untuk melakukan pekerjaan tersebut. Mereka merasa, pekerjaan itu hanya pantas dilakukan oleh orang-orang tertentu dan itu tidak sesuai dengan bidang mereka. Gengsi gitu. Padahal, dengan merasakan pekerjaan itu (apalagi jika orang tuanya petani) tidak masalah. Bahkan seharusnya bangga, orang tua kita bisa menyokolahkan kita dengan hasil jerih payah mereka. Mengapa perlu gengsi dan malu.

Buat nih cowok ataupun cewek, g usah malu membantu orang tua, apapun itu. Kalau orang tua pedagang, bantu mereka, petani bantu ke sawah, orang tua guru, bantu bikini RPP (loh). Kapan lagi kita bantu mereka kalau bukan sekarang?  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar