Sesuai
dengan salah satu janji saya bahwa akan menuliskan cerita ini. Saat itu sedang
makul Psikologi Konseling, salah seorang teman bertanya tentang satu hal, namun
saya lupa, tetapi masalah itu merembet ke masalah orang tua.
Biasanya,
orang tua itu senang jika anak yang dibesarkan, dibiayai dengan sepenuh hati
memberikan imbal balik (bukan berarti mengganti apa yang mereka lakukan ya). Karena,
sebanyak apapun kita membalas jasa orang tua, tidak akan bisa kita lakukan. Yang
bisa kita lakukan adalah memperlakukan, membalas mereka dengan baik,
menghormati, menghargai, memberikan sesuatu yang membuat mereka bangga memiliki
kita.
Back to topic, pertanyaan itu berkaitan dengan orang tua “Bagaimana
berbuat baik kepada orang tua, sedangkan kita masih minta uang kuliah, karena
kadang-kadang, orang tua itu tidak mau mengerti apa yang kita inginkan” (waduh,
kita yang g mau ngerti atau kita ngeyel?) hehehehe….
Nah, pertanyaannya berat kan?
Ok well, saya suka apa yang disampaikan oleh
salah seorang teman sebut saja namanya A, yang menurut saya makjleb banget. Yaitu
tentang membantu orang tua. Biasa nih, anak kuliah, kadang waktu pulkam, kadang
g ada kerjaan. Makanya, pada saat pulkam inilah teman saya ini memanfaatkan
waktunya untuk membantu orang tuanya. Selain dapat pahala, bisa juga sarana
untuk mempererat hubungan dengan orang tua, dan ini nih yang agaknya paling
penting. Selama ini, kita sering meminta uang kepada orang tua, ini sebagai salah
satu meringankan pekerjaan orang tua kan? Selain itu, kadang-kadang, kita
memiliki keinginan (misal meminta uang lebih banyak lagi dari biasanya). Nah,
dengan membantu orang tua, maka secara otomatis, orang tua akan senang dan bangga,
bisa jadi dalam hatinya akan berkata
“Wah, anakku mau bantu-bantu aku ya, g malu
untuk ke sawah, ladang. Kasihan kalau misalnya tidak dikasih uang yang lebih
banyak. Apalagi minggu kemarin dia minta uang lebih banyak”
Nah, kalau udah kayak gini, udah bikin orang
tua senang, dijamin deh, minta apa saja diturutin. Tentunya minta yang
baik-baik ya….
Apa yang dilakukan oleh A ini?
Dia tidak malu, risih, gengsi untuk melakukan
pekerjaan ke sawah, ke ladang, mencangkul, menyabit. Mengapa saya katakan seperti
itu? Karena tidak banyak anak-anak, yang sudah kuliah, SMA, malu untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Mereka merasa, pekerjaan itu hanya pantas
dilakukan oleh orang-orang tertentu dan itu tidak sesuai dengan bidang mereka. Gengsi
gitu. Padahal, dengan merasakan pekerjaan itu (apalagi jika orang tuanya
petani) tidak masalah. Bahkan seharusnya bangga, orang tua kita bisa
menyokolahkan kita dengan hasil jerih payah mereka. Mengapa perlu gengsi dan
malu.
Buat nih cowok ataupun cewek, g usah malu membantu
orang tua, apapun itu. Kalau orang tua pedagang, bantu mereka, petani bantu ke
sawah, orang tua guru, bantu bikini RPP (loh). Kapan lagi kita bantu mereka
kalau bukan sekarang?