Senin, 12 Juni 2017

Puasa Ala Saya


Assalamualaikum teman-teman, gimana kabar puasanya hari ini? Semoga diperlancar, dipermudah dan puasa kita diterima oleh Allah. Amin. Berbicara mengenai puasa, saya jadi ingat ketika dulu berpuasa di tempat yang menurut saya luar biasa. Tapi saya bersyukur bisa melewati bahkan merasakan bagaimana puasa tersebut berhasil saya lakukan. Puasa di tempat kerja saya dahulu ketika menjadi karyawan, adalah puasa terberat yang saya alami dalam episode kehidupan saya sekaligus tantangan. Cie...cie....
Bagi teman-teman di Dharma Satya Nusantara, pernah mengalami hal ini. Tidak mudah menahan lapar, haus bahkan emosi kita ketika berada di lingkungan yang benar-benar panas. Bisa teman-teman bayangkan, berada di sebuah ruangan yang besar tanpa AC, yang ada hanya kompresor buat mendinginkan bahan baku, beratapkan seng, musim panas, dan di dalam ruangan itu tidak kosong. Tetapi berisi hot press, cold pres, sender, bahan-bahan mengandung bahan kimia mulai dari formalin, bahan pembuatan glue, bahkan ada yang baunya seperti bangkai, kemudian banyak serbuk dan pertikel-partikel kecil berterbangan di udara serta suara mesin yang berisik. Pokoknya panas banget. Kalau sudah masuk di ruangan itu rasanya sudah berkeringat. Makanya, kalau kita masuk kesana cantik, keluarnya bakalan kusut. Lha, bedaknya sudah luntur.
Saya salut dengan teman-teman yang berpuasa disana karena tidak mudah. Banyak sekali tantangannya mulai dari panas, mudah emosi karena lapar dan haus, belum tekanan dari atasan tentang target per jam (yang bikin kepala botak kali ya...hehehe), partner kerja, bahkan tantangan bagi yang berpuasa adalah teman yang tidak puasa, ada yang bikin sirup, nutrisari, extra jos di kasih es, mending kalau ngumpet-ngumpet. Enggak, itu semua di depan kita!! Nelen ludah banget kan? Belum lagi baunya yang....bikin ngiler, waduh, siang bolong, puasa, dan panas lagi. Hebatnya, saya pernah g bisa nelen ludah karena g ada ludahnya. Bener-bener kering. Beneran itu!
Seiring waktu berjalan, saya jadi pengalaman bagaimana cara menghadapi seperti itu ketika bulan puasa apalagi bagi yang kerjanya pakai tenaga. Kali ini, saya akan berbagi tips yang semoga bermanfaat buat teman-teman yang sedang menjalankan puasanya.
1.   Niat. Dalam islam, mengapa niat ditulis di hadist arbain no 1? Karena begitu pentingnya niat, sampai-sampai, pahala itu tergantung niatnya. Kalau sudah niat, halangan apapun akan dilalui. So must go on.
2.   Latihan sebelum puasa. Bisa dengan puasa sunnah senin kamis, daud atau yaumul bidh atau kalaupun sudah telat, ya sudahlah, kencengin niat aja.
3.   Jaga kondisi tubuh. Cukup tidur, istirahat yang cukup dan jaga asupan makanan yang bergizi.
Untuk asupan makanan, ada beberapa tips dari saya
1.   Ketika sahur, makan makanan yang berwarna hijau atau dengan kata lain sayuran atau buah-buahan. Kalau buah-buahan jangan yang mengandung gas dan terlalu manis misalnya nangka, kelengkeng bahkan durian. Hehehehe. Mending apel, pisang seperti itu ya.  Karena makanan berwarna hijau ini tahan menahan lapar untuk beberapa jam ke depan. Jangan lupa untuk minum air putih, suplemen, susu atau apalah yang sesuai kalian nyaman, tapi jangan minuman yang bersoda. Kalau saya dulu, minum air putih 1 gelas, susu 1 gelas dan 1 gelas. Minumnya pun ada aturannya. Yang terakhir, g boleh minum teh. Jadi yang pertama air putih waktu bangun tidur, kemudian makan, baru minum susu atau teh dan yang terakhir saya minum air putih lagi. Pokoknya jangan sampai saya g sahur. Ngalamat bakalan mandeg di tengah jalan puasanya. Soalnya godaanya beraaattt banget. Beda dengan keadaan saya sekarang, yang alhamdulillah kerjanya pake tenaga dan pikiran (emang dulu g? Hehehe, porsinya aja yang dibalik ya, sekarang lebih ke mikir). Lebih mumet lagi kayaknya. Hehehe...
2.   Kalau bisa, jangan tidur setelah sahur. Soalnya kadang bikin lemes. Tapi kalau malamnya kurang tidur, bisa juga sih, tapi saran saya, setelah sholat subuh saja. Tujuannya untuk mengembalikan kebugaran tubuh.
3.   Ketika berbuka. Saya tahu, pengennya yang seger-seger dan langsung es gitu. Tapi, eits, jangan es dulu. Minum teh anget, air putih, kemudian baru minum yang es-es itu dannnn....jangan kebanyakan esnya soalnya kadang bikin pusing bagi yang g kuat dan juga malah membuat semakin haus. Nah lho. Setelah itu silahkan makan-makanan ringan.
4.   Setelah sholat maghrib, makan besar secukupnya saja, jangan banyak-banyak nanti g bisa terawih karena kekenyangan
5.   Nah, setelah terawih, biasanya saya makan besar lagi untuk mengenyangkan perut. karena saya tahu, kalau puasa itu butuh energi banyak siang harinya. Apalagi harus ngangkat blockboard yang tebalnya 30 itu. hehehehe.....selain itu, di waktu ini saya juga harus minum air putih yang banyak.
6.   Hindari makanan-makanan yang terlalu manis, banyak garam, beraroma kuat (penyedapnya kuat) dan gorengan yang banyak. Soalnya akan berpengaruh pada siang harinya. Bikin haus. 
4.   Manfaatkan istirahat siang (kalau masuk siang) sebaik mungkin, gunakan untuk tidur, jangan ngobrol. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan tenaga kita.
5.   Mandi lebih dari 2x. Hehehehe, ini yang dulu saya sering lakukan dengan teman-teman. Apalagi kalau udah jam satu sampai 4. Bawaannya mau ke WC terus. Saya bahkan dulu pernah mandi 2x. Jadi di total, sehari mandi 4x. Tapi jangan juga diminum ya airnya. Hehehehe.
6.   Sesibuk apapun, rohani kita juga perlu dijaga. So, jangan lupa untuk tetap menjalankan ibadah-ibadah lain selain puasa. Mulai dari sholat tepat waktu, sholat sunnah rawatib, terawih, witir, tahajud, baca quran dan lain sebagainya.
Sedikit berbagi pengalaman buat teman-teman. Semoga bermanfaat.




Sabtu, 15 April 2017

lagi mikir, lupa kayaknya. 
Suasana lomba anak TPA Al Mustaqim Wonokerso Ngaglik Sleman. Lucu juga ya, ada yang g bersuara ketika lomba karena malu dan grogi, ada yang kebolak-balik, suara bergetar, sampai lupa surat apa...hihihihi. G apa-apa ya, Nak, (duh, jadi ngerasa sudah tua) ini awal kalian berompetisi, biar tahu kemampuan kalian. So, tetap semangat. Dan coming soon...lomba Cerdas Cermat Agama Islam.
jurinya lagi kalkulasi nilai. mumet

Enak ya kalau jadi juri kayaknya. Hemmm, tapi apakah harus jadi tua dulu ya? saya dan kalian, menang “bisa” dan “tua”. Coba kalian seumuran saya besok. Pasti lebih hebat. Dan, ini baru awal, next time, saya akan menjadi juri di bidang yang saya sukai. So, bermimpilah. Gratis kok.

satu anak dihadapi 3 juri, gimana g grogi


selfi dulu sebelum kerja
nayla lagi praktek sholat

22 April 2017

gambar diambil dari google
Kali ini, saya akan bercerita tentang bagaimana proses pendaftaran wisuda yang bikin saya hhhhhhh......mengelus dada saking lamanya. Sebenarnya g lama prosesnya, cuma, dosen-dosen yang alias penguji itu ada konferensi internasional di Mekkah dan skalian umroh. Untung dosen penguji  1 dan 2 g ikut, jadi tetap bisa revisi proposal.  Akibatnya, kita anak PAI, baru bisa daftar wisuda H-1 ataupun H-2 sebelum penutupan. Yang jelas, beberapa dari kita khawatir banget kalau dosen memperpanjang waktu ke Mekkahnya, soalnya akan berpengaruh sama pilihan baju wisuda. Uppsss. Hehehehe, kata kakak tingkat, kalau kita g cepat, bakalan dapat baju yang jelek dan gweede (saking besarnya) ukurannya. Gimana g khawatir coba? Belum nyari baju bahan buat kita, buat keluarga, jahit baju, booking hotel atau kamar, sewa mobil. Loh, kok ribet ya ternyata...
Ada beberapa hal yang kita harus selesaikan terkait dengan administrasi dari pendaftaran wisuda untuk mahasiswa UII. Yang perlu kita siapakan adalah:
1.    Revisi proposal. Ini nih yang bikin ribet. Biar g lupa, walaupun sudah ada catatan dari dosen penguji, skripsi kita udah ditandai, tetapi tetap saja kita harus mnecatat apa yang dikatakan oleh dosen penguji. So, segera selesaikan revisi proposalnya agar nggak terlunta-lunta.
2.   Setelah revisi proposal, kita serahkan ke dosen penguji 1, 2, 3 dan pembimbing untuk minta mengecek kembali, kalaupun ada yang kurang, nanti diperbaiki kembali. Jangan lupa untuk meminta tanda tangan di lembar pengesahan.
3.   Kalau sudah benar-benar fix, segera print atau kalaupun pihak kampus hanya meminta file, segera selesaikan juga
4.   Revisi selesai dan segera daftar wisuda
Untuk mahasiswa UII ada beberapa hal yang perlu dilengkapi terkait dengan pendaftaran wisuda. Ini hanya sebagai acuan saja, kalau untuk FIAI, menurut saya agak simpel. Apa saja yang dipersiapkan:
1.    Silahkan unduh formulir yang telah disediakan di website atau bisa juga mengambil formulirnya di rektorat UII kemudian isi
2.   Surat bebas perpus dari perpustakaan pusat maupun fakultas. Untuk mendapatkan surat ini, maka teman-teman diminta untuk mengirimkan file yang dimasukkan ke CD berbentuk word dan PDF, serta menyumbangkan buku bacaan, jenisnya terserah, dengan nilai minimal Rp 50.000,00 dibuktikan dengan struk pembayaran
3.   Membayar pembayaran wisuda sebesar Rp 530.000,00 di loket rektorat UII
4.   Membayar angsuran semester genap, serahkan buktinya ke fakultas masing-masing
5.   Setelah meminta surat bebas perpus pusat, mintalah pihak akademik untuk memposting kita LULUS (ini khusus FIAI)
6.   Fotocopy CEPT dari cilacs
7.   Foto 2x3, 3 lembar dan 4x6, 2 lembar
8.   Membayar uang pembayaran pinjaman TOGA sebesar Rp 300.000,00 yang nantinya akan dikembalikan jika kita mengembalikan TOGA tidak lebih dari 2 minggu.
9.   Ambil TOGA dan baju.
10.                Selesai

Ok, selamat wisuda. Sabtu, 22 April 2017

Jumat, 14 April 2017

Masak Lagi Nih

saya suka tampilannya yang masih hijau dan kree-kres di mulut

rapel, makan pagi dan siang. hihihi
Lama sekali saya tidak menulis. Lihat orang bikin seblak, pengen. Lihat orang bikin steak ala warung steak pengen. Dahhh, pengen buat maksudnya. Akhirnya, udah beli semua bahan-bahannya. Mulai dari keliling nyari fillet ayam, yang ternyata hanya bisa saya dapatkan di in** grosir. Yah, walaupun bisa juga fillet sendiri. Hehehehe....
Mulailah berburu bahan-bahan. Ceritanya mau bikin seblak dan steak itu dalam satu waktu. Duh, ngebayangin aja aneh, gimana makannya coba. Tapi kok ya mikir juga setelah dapat bahan-bahannya. “Aku kan belum makan, (biasa, kalau orang indonesia, dikatakan belum makan jika belum makan nasi)” termasuk saya. Padahal, saya sudah ngemil roti, dan cemilan lain. Tapi kok ya bawaannya pusing belum makan nasi. Ya sudahlah...
Akhirnya malah jadi cerita lain. Sampai di kos. Lihat bahan-bahan sambil ngitung habis berapa tadi yang belanja. Wkwkkwkkkwkkw....namanya aja calon emak-emak. Hehehehe....
Akhirnya masak nasi. G jadi masak seblak dan steak. Dan malah masak ini, yang simple. G tahu apa namanya. 
Mau tau apa saja bahan dan bumbunya?
Cek it out
1.    Buncis iris 1 cm
2.   Sawi iris 2 cm
3.   Bakso iris
4.   Sosis iris
Bumbu
1.    1 siung bawang putih besar
2.   1 siung bawang merah besar
3.   2 cabe besar (saya kurang bergitu suka pedas, jadi terserah teman-teman)
4.   Lada bubuk
5.   Garam
6.   Gula

Bumbu ditumis, setelah matang, masukkkan semua bahan-bahannya. Kasih air sedikit. Tunggu sampai matang. Saya suka warna yang masih hijau. Seneng aja lihatnya. Tantangan buat saya karena belum bagitu berhasil. So, lihatlah....tara...yummy. Selamat makan siang. Kalau saya makan pagi dirapel makan siang. Hehehehe....

Senin, 10 April 2017

Di doa ibuku, namaku disebut*

“Ya Allah, bagas waras, anak putu kulo, golek sandang pangan bla…bla…bla…
“Ya Allah, aku sama adik mau ke tempat nenek…bla…bla…bla..”
“Ya Allah, mugi-mugi, anak kulo Ulufi bla bla..bla….
“Ya Allah, mugi-mugi, anak kulo bla…bla..bla….Hadi Susanto….
Pada baris pertama adalah doa seorang nenek kira-kira berusia 70 tahunan yang sering bersama saya shalat berjamaah. Beliau berdoa agak keras, dan yang dipanjatkan itu….terus, itu klimat awalnya..
Pada baris kedua adalah doa seorang anak kira-kira berusia tiga tahun yang sering juga shalat bersama dengan saya. Anaknya lucu. Pertama kali mendengar doa itu dari mulut mungilnya, saya tersenyum. Seperti curhat ya…Allah seperti tempat berbagi. Pantas, karena saring ikut sang ayah shalat berjamaah ke masjid. Ayahnya menjadi imam. Bacaannya bagus, tartil dan fasih.
Dan baris ketiga adalah doa ibu saya sehabis shalat. Beliau menyebutkan nama anaknya satu persatu. Saya yang berada disampingnnya terharu. Rasa-rasanya mau menangis. Ah, emak. I love you. Saya jadi teringat lagu rohani Kristen
Di doa ibuku, namaku disebut*[1]















[1] Lagu rohani agama Kristen yang dinyanyikan oleh Nikita

Katakutan Terbesar Adalah Melawan Diri Sendiri.


Pemandangan Malaysia One City dari Sky Park
Itu teman saya paling ganteng sendiri. Yah, walaupun saya oldest, tapi rasanya tetap muda kok. Ya kan? heheheheheh, itu cara menghibur diri saya. 

Saya percaya bahwa teman-teman pernah mengalami ketakutan. Takut jatuh, takut miskin, takut sama orang, takut sama dosen sampai takut-takut yang lain, dari mulai takut yang g penting sampai yang sangat penting. Seperti saya saat mengunjungi Sky Park Malaysia. Sky Park, jika diterjemahkan secara letterlek sama dengan taman langit. Kalian bayangkan saja, taman yang berada di langit. Langit kan tinggi? Nah, taman yang ada di tempat yang tinggi. 
Pemandangan Bawah di Lihat dari atas. Ngeri. Kaca Transparan


Sky park hotel adalah salah satu tempat yang pertama kali saya dan teman-teman kunjungi ketika berada di Malaysia. Tempatnya tepat dibelakang hostel kami. Sky park adalah sebuah gedung berlantai sepuluhan yang terbuat dari kaca. Jadi, ketika kita berada dipuncak bangunan dan melihat ke bawah, rasane ngeri banget. Kita bisa melihat apapun dari puncak lewat kaca. Lift nya pun terbuat dari kaca yang  transparan. Buat saya, itu adalah tantangan yang sangat amat menegangkan. Yang adda dalam benak saya ketika melihat ke bawah melewati kaca adalah nanti kalau jatuh. Padahal tidak apa-apa. Lihat ke bawah itu, dada saya berdesir-desir. Bahkan teman saya takut. Benar sekali bahwa ketakutan terbesar dalam diri kita adalah melawan diri kita sendiri. Sungguh berat tapi saat itu yang ada dalam pikiran saya adalah. “Saya rugi kalau sudah sampai disini tidak mencobanya” maka saya harus melawan ketakutan saya. Ternyata tidak apa-apa, dan saya baik-baik saja. So, saya berhasil mengalahkan ketakutan dalam diri sendiri. Hore…

Melawan Rasa Takut







Rabu, 22 Maret 2017

Skripsi oh Skripsi



Gambar diambil dari google
Saya yakin dan haqqul yakin (ingat mata kuliah tasawuf kalau bicara soal ini) kalau mahasiswa semester akhir itu paling g suka kalau ditanyain,
 “Udah sampai mana skripsinya?”
“Gimana skripsinya”
“Kapan lulus?”
Mak jlebbbbb banget kan?
Hhhhhhhhh.....rasanya, kita mau bilang
Please deh, jangan tanyain itu ke aku,” saya mewakili batin kalian. Hehehehe.....
Dulu, saya sempat mbatin  
“Susah po, bikin skripsi? Itu kok lamaaaaa,.....banget g selesai-selesai” ngelihat orang-orang yang lagi skripsi. Itu dulu.
Bahkan ada salah satu teman saya, dia g mau kuliah karena trauma pak lek nya lulusnya lama, yaitu 8 tahun. Duh....
Namun sekarang, saya baru sadar dan g boleh asal “mbatin”, untung g saya ungkapkan karena saya juga mengalami hal yang sama. Jika saya boleh curhat, menulis skripsi ini, merupakan semester paling berat. Ngalahin diri saya sendiri. Malesnya, kuadrat pangkat sepuluh kali ya. Makannya, saat ini saya tidak heran jika banyak teman-teman yang lambat lulus kuliah
Ternyata....bagi mahasiswa akhir, emang masa skripsi ini membuat stress.
Ada banyak alasan diantaranya:
1.    Karena g ada kuliah, maka waktu yang ada, kita yang memanage. Otomatis banyak waktu yang terbuang kalau g pinter-pinter memanfaatkannya. Lha, semester akhir hanya ambil satu makul saja yaitu skripsi. Mau gimana g banyak luangnya? Nah, inilah tantangannya. Dannnnn......jujur. Sussaahhhh
2.   Males. Malas ini, kalau saya jabarkan bisa jadi satu halaman cerpen. Wkwkkwkkwkkwkk...
Males karena mager kebanyakan sih, males ketemu dosbim, males ke perpus akhirnya cuman bengong di depan laptop. Hiks.
Bahkan lihat folder skripsi itu momok yang menakutkan. “Ini kapan selesainya?” hhhahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.
3.   Kecewa. Bisa kecewa sama dosen pembimbing, sama teman bahkan pacar
4.   G ada target kapan lulus. Hemmmmmm....bisa jadi dan kayaknya banyak yang mengakuinya
5.   G tahu mau ngapain. Lohhhh....bingung kan? Saya apalagi. Hehehehe...
6.   Banyak kegiatan sehingga sibuk. Mulai dari bisnis, kerja, ikut organisasi, bahkan nikah. 
7.   Kendala syarat-syarat. Kalau di UII salah satu kendala yang urgent banget itu adalah CEPT. Tes bahasa inggris itu. Hhhhhh....itu bikin kriting. Berkali-kali udah nyoba, belum lulus juga standar minimal. Hingga membuat beberapa orang trauma buat ikut tes ini.
8.   Masih pengen status mahasiswa. Kan kalau jadi mahasiswa g terikat, g punya beban. Duit masih minta, kalau yang  minta lho! Kan ada yang sudah mandiri. Beda jika sudah lulus, maka yang akan ditanyakan adalah kerjaan, karir bahkan pasangan. Makanya banyak yang pengen jadi mahasiswa agar terlihat lebih muda dan status yang bagus menurut beberapa orang
9.   Tema yang kita angkat jadi skripsi ga menarik buat kita. Makanya, salah satu saran dari dosen saya adalah, “ketika kamu membuat skripsi, pilih topik yang kalian sukai”. Kalau kita suka topik kita, otomatis akan tertarik mengerjakannya.
Sampai ada banyak tagline gimana caranya biar bisa semangat ngerjainnya. Dari mulai yang extreme sampai yang gokil itu ada. Sah-sah saja menurut saya. Gimana analisis dari saya? Bisa ditambahin kalau kurang dan itu berdasarkan pengalaman saya dan beberapa orang. Insya Allah mendekati benar. Wkkwkkwkwkw....maksa.