Aku sudah beberapa hari ini mencari rok berwarna hitam.
Aku menyukai rok ini. Selain tidak panas, bisa dipadukan dengan atasan apapun.
Mulai dari kamar tidur, gantungan baju, toilet, tempat jemuran, sampai dengan
tumpukan baju kering yang akan
disetrika sudah aku sisir. Hasilnya, nihil.
Oh ya, aku tinggal di asrama lho, bersama dengan
teman-teman yang sholihah. Kami berempat belas dengan latar belakang dan kampus
yang berbeda-beda. Ada yang dari UII seperti aku misalnya, UIN SUKA, STIKES
Surya Global, Sanata Dharma, UGM dan lain sebagainya.
Kembali ke topik. Sebenarnya, aku sangat curiga dengan
tumpukan baju kering yang ada di ruang tengah. Masalahnya, baju kami yang telah
kering dari jemuran, dicampur dengan baju baksos. Oh ya, setiap sebulan sekali,
kami mengadakan baksos di daerah-daerah yang masih kekurangan. Nah, baksosnya
ini berjualan baju-baju bekas. Jangan salah teman-teman, walaupun baju bekas,
tetapi masih sangat bagus, apalagi ada yang bermerk terkenal. Kadang-kadang,
kami, yang mengelola, tergiur untuk membelinya. Tetapi, kami ingat, ini adalah
sebuah amanah yang diamanahkan kepada kami oleh donatur. Baju-baju baksos,
sebelum di distribusikan, dicuci terlebih dahulu, disetrika, dikasih pewangi
dan di bungkus. Jadilah baju-baju yang cantik layak pakai. Nah, pada saat
proses pencucian itu, saking banyaknya baju, jadi g tahu, mana yang punya anak
asrama, mana yang baju baksos. Jadi, ketika mengangkat jemuran, apalagi hujan,
ditambah yang mangangkat jemuran hanya satu orang, karena yang lain sibuk
kuliah, maka dicampurlah itu baju.
Kembali ke rokku.
Berhari-hari memang aku mencari, tetapi tidak ketemu,
ya sudahlah. Aku ikhlasin. Sampai....
Aku mengikuti baksos yang diadakan di sebuah desa di
daerah Kulon Progo. Senang sekali rasanya melihat orang-orang berebutan untuk
membeli baju baksos dengan harga super murah. Hanya tiga ribu sampai lima ribu
saja.
Ketika menjelang usai baksos, ada seorang ibu yang
membuka bungkusan baju baksos, dia mengangkat itu bungkusan dan membukanya.
Terlihatlah rok hitamku disana, dipegang oleh sang ibu. Aku hanya bisa menatap.
Huhhuhuhhuhu....
Masak mau aku minta kembali? G mungkinlah, ya udah
diikhlasin aja, biar diganti sama Allah saja deh