Minggu, 19 Juni 2016

Perjalanan Rok Hitamku

Aku sudah beberapa hari ini mencari rok berwarna hitam. Aku menyukai rok ini. Selain tidak panas, bisa dipadukan dengan atasan apapun. Mulai dari kamar tidur, gantungan baju, toilet, tempat jemuran, sampai dengan tumpukan baju kering yang akan disetrika sudah aku sisir. Hasilnya, nihil.
Oh ya, aku tinggal di asrama lho, bersama dengan teman-teman yang sholihah. Kami berempat belas dengan latar belakang dan kampus yang berbeda-beda. Ada yang dari UII seperti aku misalnya, UIN SUKA, STIKES Surya Global, Sanata Dharma, UGM dan lain sebagainya. 
Kembali ke topik. Sebenarnya, aku sangat curiga dengan tumpukan baju kering yang ada di ruang tengah. Masalahnya, baju kami yang telah kering dari jemuran, dicampur dengan baju baksos. Oh ya, setiap sebulan sekali, kami mengadakan baksos di daerah-daerah yang masih kekurangan. Nah, baksosnya ini berjualan baju-baju bekas. Jangan salah teman-teman, walaupun baju bekas, tetapi masih sangat bagus, apalagi ada yang bermerk terkenal. Kadang-kadang, kami, yang mengelola, tergiur untuk membelinya. Tetapi, kami ingat, ini adalah sebuah amanah yang diamanahkan kepada kami oleh donatur. Baju-baju baksos, sebelum di distribusikan, dicuci terlebih dahulu, disetrika, dikasih pewangi dan di bungkus. Jadilah baju-baju yang cantik layak pakai. Nah, pada saat proses pencucian itu, saking banyaknya baju, jadi g tahu, mana yang punya anak asrama, mana yang baju baksos. Jadi, ketika mengangkat jemuran, apalagi hujan, ditambah yang mangangkat jemuran hanya satu orang, karena yang lain sibuk kuliah, maka dicampurlah itu baju. 
Kembali ke rokku. 
Berhari-hari memang aku mencari, tetapi tidak ketemu, ya sudahlah. Aku ikhlasin. Sampai....
Aku mengikuti baksos yang diadakan di sebuah desa di daerah Kulon Progo. Senang sekali rasanya melihat orang-orang berebutan untuk membeli baju baksos dengan harga super murah. Hanya tiga ribu sampai lima ribu saja. 
Ketika menjelang usai baksos, ada seorang ibu yang membuka bungkusan baju baksos, dia mengangkat itu bungkusan dan membukanya. Terlihatlah rok hitamku disana, dipegang oleh sang ibu. Aku hanya bisa menatap. Huhhuhuhhuhu....
Masak mau aku minta kembali? G mungkinlah, ya udah diikhlasin aja, biar diganti sama Allah saja deh



Jumat, 17 Juni 2016

Susahnya Bayar Hutang dan Nagih Utang


Manusia itu unik. Bermacam-macam karakter. Dan itulah yang membuat mereka beda. Berbicara masalah utang, emang bikin kita tambah senut-senut. Tulisan ini terinspirasi dari beberapa hari ini. Teman satu kelas yang menagih hutang baju seragam kelas, dan juga saya sendiri.
Susahnya nagih ke mereka yang berhutang. Apa susahnya? Amat sangat susah, apalagi jika itu orang dekat kita. Sisi humanis kita lebih banyak muncul. Mau dilembutin, g ngerti-ngerti, dimarahin dikit, dikira sebagai orang yang pemarah dan g sabaran.
Kesabaran itu sebenarnya tidak ada habisnya. Itu kata dosen saya dan beberapa orang yang saya ikuti ketika pengajian. Namun, kadang-kadang, manusia itu, yahhhhh…..gitu. Maunya enak, g mau susah, g mau direpotin, g mau diburu-buru, pengennya dimengerti tapi berusaha untuk mengerti orang lain tidak pernah.
Coba deh sekarang kita balik, atau berada di posisi orang yang dihutangi. Sebel bukan? Apalagi jika orang yang berhutang dengan kita, nyata-nyata membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan sementara hutangnya dimana-mana? pernah menemui orang model begini?
Atau, orang yang model ini?
“Besok senin ya, pasti aku bayar”
Hari Senin, ditunggu-tunggu, g bayar juga, g konfirmasi juga. Ada orang seperti ini.
Udah mempan sama janji-janji. Bagaimana mau percaya janji dia, kalau setiap dia janji mengingkari. Jadi tahu, tipe di itu seperti apa.
Saya jadi teringat dengan apa yang disampaikan oleh Umar bin Khatab, salah satunya yang mengatakan “jika ingin mengetahui watak seseorang, salah satunya adalah lihatlah bagaimana dia bermuamalah (hutang piutang dengan orang lain).
Kadang-kadang, harga diri kita, jatuh bukan karena orang lain, jangan menuduh dahulu orang lain yang menghancurkan nama baik kita. Tetapi, kita tidak sadar, bahwa perbuatan kita, sikap kita dan omongan kitalah yang membuat diri kita jatuh dimata orang lain.
Dibilang kaku? Pemarah? Saklek dalam menagih utang?
Pernah. Dan memang seperti itu, harus dihadapi.
Saya menulis seperti ini, bukan saya lebih baik dari siapapun, tetapi tulisan ini mengingatkan saya, bahwa belajar bukan hanya di lingkungan formal. Tetapi belajar dari kehidupan sekeliling kita, ketika berinteraksi dengan orang lain itulah,  kita bisa mengambil pelajaran. Ingatkan saya jika saya salah dan melakukan kesalahan.

Wallahu’alambisshowab.


Kamis, 16 Juni 2016

Meet And Greet Ramadhan[1]


Managemen persiapan menuju sukses ramadhan
Kalau yang sudah berlajar manajemen, tidak asing lagi mendengar POAC yang merupakan singkatan dari kata planning, organizing, actuating and controling. Merencanakan, mengorganisasikan, pelaksanaan dan pengevaluasian.
Dalam menyambut bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam, ada beberapa persiapan yang dilakukan
1.     I’dad Tsqofiyah.
Persiapan ilmu. Ini penting. Melakukan suatu perbuatan tanpa dilandasi dengan keilmuan, akan sia-sia. Cek list, banyak tuh kegiatan di bulan ramadhan, kajian-kajian, apalagi di masjid-masjid kampus. Selain menyediakan asupan otak, juga asupan gizi. Hihihihih, nah tu. Bener kan? Dimana-mana, apalagi di yogya, yterutama buat mahasiswa, ini jadi banjir rezeki. Sekedar informasi, di masjid kami, UII, sering memberikan kajian, takjil dan buka puasa duapuluh haari full. Sahur juga ada, bagi teman-teman yang mau tidur disana.
2.     I’dad jasmaniyah (jasmani)
Persipan badan. Jaga makan, tidur, istrihat mulai dari sekarang. Biar ntar pas puasa bisa fit. Browsing tuh, makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan ketika puasa. Yang sering dehidrasi, banyak-banyak minum air.
3.     Persiapan harta
Dari penjelasan yang tadi disampaikan oleh dosen saya, yang biasanya sedekah duaribu, tingkatin menjadi berapa, diterget. Tentunya lebih baik. Manfaatkan momen ramadhan untuk meraih pahala sebanyak banyaknya. Apa saja meomentum untuk bersedekah
1.     Lihat waktu, kapan? Jumat itu pahala berlipat
2.     Orang yang menuntut ilmu. Kajian-kajian, kesempatan menambah pahala
3.     Orang yang berbuka puasa
Jika  g punya uang , bisa dengan barang. Baju-baju yang layak pakai, bisa disedekahin. Buku, atau yang lainnya. Oke, itu saja ya, masih ada lanjutannya nih, buat besok ya


[1] Kajian Jamaah Alfaraby FIAI UII bersama Sisca Sulistyorini, Dosen PAI UII

Terus dan Terus Masih Harus Banyak Belajar


“Mengapa kamu memilih untuk bersekolah lagi?”
“Masih mau berpikir ya?”
“Aku pusing kalau harus berpikir”
“Mikir yang berat-berat itu aku g bisa deh aku?”
Hmmmm, belajar itu tidak harus dikelas, belajar tidak harus melalui pendidikan formal. Belajar itu sebuah proses berpikir, mengolah informasi. Dari manapun dan kapanpun, kita selalu belajar, berpikir. dalam alquran, tatafakkarun, tatadzakkkarun, ulil albab.
Masalah, membuat kita berpikir, itulah cara Allah melatih kita untuk berpikir. Mencerdaskan otak kita. Jika kita mengartikan belajar adalah barada dalam kelas yang formal, semuanya memakai pekaian yang arapi, wangi, cantik-cantik dan ganteng-ganteng, alangkah sempitnya pandangan kita.
Kita bisa belajar dari orang-orang sekeliling kita, alam sekitar bahkan dalam diri kita sendiri.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Barang siapa mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya”


Selasa, 07 Juni 2016

Kamu Hebat

Aku tahu bagaimana kamu menyamarkan rasa kegalauanmu. Tapi aku bisa melihat dari sorot matamu. Kamu kuat, kamu bisa dan kamu akan terus maju dan maju.
Bukankah saat ini kamu sedang berproses? Lebih baik.
Kecewa, itu sesuatu yang sangat menusiawi.
Aku tahu, kamu telah berusaha mencarinya
Ternyata, dia hadir di depan matamu. Dan itu akan hadir di setiap kamu membuka mata
“Allah, skenario apa yang Kau berikan untukku”katamu
“cukup, ini telah membuatmu sakitC
Aku yakin, Tuhan telah memberikan skenario yang terbaik untukmu
Kamu harus sadar itu
Bisa jadi Tuhan masih memberikan kesempatan bagimu untuk terus belajar memahami kehidupan ini
Dengan cara Nya, bukan cara kita
Kamu bisa lebih hebat dari sebelumnya
Bukankah kamu juga sudah mengalami hal ini sebelumnya?
Apa lagi yang masih kurang?
Pengalaman itu sungguh pelajaran yang berharga
“Bisakah aku kuat?” katamu
Tuhan tidak tidur dengan apa yang kamu usahakan
Memang, wanita lebih sering membawa perasaan dalam hal apapun, tapi percayalah, kamu bisa
“Tapi, tapi….” Katamu
Aku harus bicara apa untuk menghiburmu. Jika aku dalam posisimu, aku hanya bisa, berusaha untuk berpikir positif. Dia lebih tahu kamu daripada dirimu sendiri
Yogyakarta, 07:06:2016 15:54


Beberapa Hal Ini Akan Selalu Ditanyakan

Hal ini akan selalu ditanyakan oleh orang-orang dan itu tidak akan pernah bisa kita hindari.
1.     “Kamu sekolah dimana?” Dari kita TK sampai PT, pasti akan dapat pertanyaan ini.
2.     “Kamu kuliah dimana? Pertanyaan ini terjadi ketika kita lulus SMA
3.     “Kerja dimana sekarang”
4.     “Sudah nikah belum?”
5.     “Sudah punya anak berapa?”
6.     “Sudah punya cucu berapa?”
7.     “Berapa umurmu sekarang?”
dan semua ini, akan selalu berurutan. Dan itu emang siklus kehidupan manusia

Dan pertanyaan yang ga mungkin ditanyakan adalah. “Kapan kamu mati?” dan “Oh, kamu masih hidup?”
Apa yang kamu nasehatkan pada orang lain, kamu akan mengalaminya sendiri. Ketika seseorang memberi nasehat pada orang lain, yakinlah, bahwa dia akan diuji dengan apa yang dia nasehatkan. Seberapa kuatkah dia dengan apa yang dia katakan. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Ini memberikan motivasi kepada kita, bukan malah membuat kita tidak mau memberi nasehat.
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Al-Quran surat Ash-Shaff ayat ke:2-3)






Kamis, 02 Juni 2016

Hayo, Siapa Yang Sering Parkir Sembarangan?

Tulisan ini saya dapatkan di parkiran FTI UII (Fakultas Teknologi Industri) Universitas Islam Indonesia, tadi pagi, ketika saya hendak keluar. Geli plus mikir-mikir. Bener juga. Memang, saya tadi juga merasa terganggu dengan orang-orang yang meletakkan motor sembarangan, saya harus bekerja extra keras untuk menggeser, motor berat sekali, ditambah badan saya yang kecil. Apalagi untuk motor laki-laki. Hhhhhhhh….
Wah, saya jangan-jangan suka kayak gitu juga ya? Jadi mikir nih, sering mengunci motor sehingga motor yang lain terganggu, g bisa lewat. Egois ga ya? itu tempat yang aman kok, kecuali di tempat parkir yang sembarangan. Mesti dukunci. Tapi, ketika di tempat yang aman, bukan dikira aman ya, jangan dikunci ya motornya. Bikin orang lain sulit.
Tapi, jangan coba-coba g dikunci ya ketika di jalan, bisa-bisa digondol maling. Yang udah dikunci aja masih ada yang ilang, apalagi enggak. Ini bagian dari ikhtiar. Sippp, selamat pagi teman-teman.




Rabu, 01 Juni 2016

don't judge a book by its cover.

Teman-teman, pernah tidak kamu bertemu dengan orang yang sudah pinter, tinggi, ramah, cantik lagi. Wah, itu bikin kita sebagai kaum perempuan ngiri loh. Hehehehe
Pernah juga g ketemu dengan orang yang sudah pinter, tinggi, cantik namun terkesan eksklusif. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berteman, bergaul dengannya.
Dan saya pernah. Tapi, sebentar, ternyata oh ternyata, saya salah duga. Ternyata, dia lebih ramah dari yang saya bayangkan. Makanya, jangan suka berpikiran negatif dulu sebelum tahu sebenarnya.
Pepatah dalam bahasa inggris mengatakan bahwa don't judge a book by its cover.
Dan bag teman-teman yang pernah di judge semacam itu, please deh ya, berusahalah untuk lebih ramah dari pertama kali. Istilahnya itu, beri kesan pertama dengan baik ketika dengan siapapun. Sehingga, orang lain akan merasa nyaman dengan kita.
Saya masih harus banyak belajar tentang ini.

Selamat siang, selamat beraktifitas

Ketika Pekerjaan Tak Sesuai Harapan

Ketika pekerjaan tak sesuai harapan
Kesal, jengkel, marah. Menuntut orang untuk seperti harapan kita, rasa-rasanya sesuatu yang amat sangat mustahil. Tapi kadang membuat kita jadi mikir “Ini orang sadar g sih, pekerjaannya itu salah?”
Itu udah bikin kita gregetan pengen makan tu orang dan bertanduk tu kepala. Hehehehe, becandanya kelewatan ya…karena saking swwwwebelnya. Ga tahu atau g mau tahu, itu yang saya maksudkan disini.
Kalau kita ngasih sama seseorang sebuah amanah, trus orang yang kita percayai bisa menjalankannya, apalagi dengan maksimal, dia mau tahu, mau belajar, mau dikoreksi, “Bagian ini loh, kamu salah”, “Kamu seharusnya tidak begini, ini yang bisa kamu lakukan”
Tidak banyak orang yang mau memberi tahu dimana kesalahan kita loh. Dan bersyukurlah ketika bertemu dengan orang-orang yang seperti itu. tandanya, kamu diperhatikan oleh Nya melalui teman itu. Tetap semangat yah….